Siedoo.com -
Opini

Memanusiakan Anak Dengan Memahami Kecerdasan Majemuk

Siedoo, ANAK-ANAK terlahir ke dunia, merupakan anak-anak pilihan. Para juara, yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Orang tua merekalah pengemban amanat merawat dan mendidik dengan baik. Namun terkadang orang tua justru lebih sering “membanding-bandingkan” pribadi anaknya dengan pribadi anak yang lain.

Kebanyakan orang tua bertanya kepada anaknya dengan kalimat: “Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?” atau “Mengapa kamu tidak seperti adikmu?” hal sikap orang tua seperti itu kurang tepat, bertentangan dengan amanat yang diembannya selaku pendidik anak.

Anak-anak lahir sebagai juara hendaknya dididik bermental juara. Bukan memupusnya meski dengan dalih memberi motivasi. Namun pilihlah kalimat yang benar-benar memberi motivasi.

Jangan mendidik mereka menjadi anak rata-rata. Kalimat di atas biasa saja diganti dengan kalimat: “Apa bedanya adik satu tahun yang lalu dengan adik yang sekarang?” atau “Ayo tunjukkan kepada ayah, adik pasti bisa mendapat nilai 100!” dan kalimat lainnya.

Elang akan mengajari anaknya handal terbang, bukan handal berenang. Lumba-lumba mengajari anaknya pandai berenang, bukang menjadikan anaknya pandai terbang. Hal itu memberi gambaran bagaimana orang tua mendidik anak-anaknya. Anak yang gemar matematika, ikutkan les matematika, jangan dipaksa les bahasa Inggris. Anak sangat gemar melukis, ikutkan les melukis, jangan dipaksa ikut les menyanyi.

Anak yang terlihat senang mempelajari sesuatu, kemudian orang tuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini yang namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

Menurut Profesor Gardner, setiap individu manusia memiliki delapan jenis kecerdasan di dalam dirinya yang disebut kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence). Yaitu: 1) Kecerdasan Linguistik-Verbal; 2) Kecerdasan Interpersonal; 3) Kecerdasan Visual-Spatial; 4) Kecerdasan Kinestetik; 5) Kecerdasan Ritmik-Musikal; 6) Kecerdasan Intrapersonal; 7) Kecerdasan Logika Matematika; dan 8) Kecerdasan Naturalis.

Para orang tua perlu memahami kecerdasan majemuk agar tidak keliru dalam mendidik anak dan mengarahkannya sebagai juara.

Baca Juga :  Jangan Dimarahi! Jika Nilai Anak Kurang Memuaskan, Coba Lakukan Ini

Kecerdasan Linguistik-Verbal, artinya kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas, mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata. Seperti berbicara, menulis, dan membaca. Cirinya seperti senang membaca buku atau senang bercerita.

Bidang pekerjaan seperti ini cocok menjadi wartawan, penulis, atau pengacara. Contoh strategi pengembangan dengan meminta anak membuat kalimat atau bercerita tentang dirinya.

Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Cirinya anak memiliki dua atau lebih sahabat dekat, dan menempati posisi di dalam organisasi. Anak dengan kecerdasan ini bidang pekerjaan yang sesuai seperti guru, politisi, atau manajer. Strategi pengembangannya, ajak anak menyelesaikan masalah sederhana, seperti bermain puzzle.

Kecerdasan Visual-Spatial yaitu kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci. Gambaran visual yang terdapat di sekitarnya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Cirinya anak senang menggambar, lebih mudah membaca peta, gambar dan diagram dibandingkan tulisan. Bidang pekerjaan lebih cocok menjadi arsitek, fotografer dan perancang busana.

Hal ini dapat dikembangkan dengan mengarahkan anak belajar mengamati dan menaruh perhatian pada detil. Misalnya meniru suatu gambar.

Sementara Kecerdasan Kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Ciri-cirinya anak tidak bisa diam ketika sedang duduk untuk waktu yang agak lama.

Dia senang melakukan kegiatan seperti berenang, berlari, naik sepeda atau bermain sepatu roda. Serta menggunakan bahasa tubuh dan gerakan tangan ketika berbicara dengan orang lain. Kelak dia akan cocok menjadi koreografer, atlit, mekanik. Sehingga, perlu didorong bergabung dalam tim olahraga di sekolah.

Anak dengan Kecerdasan Ritmik Musikal akan senang mendengarkan musik, bernyanyi, sehingga merasa kesal bila musik yang didengarnya tiba-tiba dimatikan. Karena dia memiliki kemampuan  menyimpan nada di dalam benaknya, mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik serta memungkinkan tubuhnya untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan.

Baca Juga :  Tangani Traumatik Pascabencana, UNM Gandeng ABKIN Sulsel

Dia berbakat di bidang pekerjaan sebagai guru musik, penyanyi, atau pemain band. Sehingga, dorong anak seperti ini bergabung dengan kelompok paduan suara atau band di sekolah. Perdengarkan berbagai jenis alat musik saat luang di rumah.

Kecerdasan Intrapersonal yaitu kemampuan memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Cirinya, anak senang menyendiri, membutuhkan tempat yang tenang untuk dirinya. Bidang pekerjaan yang sesuai sebagai pemuka agama, filosof, perencana.

Kembangkan anak seperti ini belajar menentukan tujuannya. Dorong mereka untuk membuat daftar yang mereka inginkan atau hal-hal yang ingin mereka lakukan lebih baik

Kecerdasan Logika Matematika adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah serta adanya konsistensi dalam pemikiran. Biasanya anak menyenangi pelajaran matematika, senang bekerja dengan komputer. Mereka berbakat menjadi akuntan, programer, atau insinyur. Ajak  anak seperti ini bermain menetukan pola suatu bilangan, atau bermain dengan mengoperasikan komputer.

Kecerdasan Naturalis merupakan suatu kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Dapat dilihat cirinya anak senang berada di luar ruangan.

Dia senang bersepeda, mendaki gunung, berkemah, atau memancing. Bahkan gemar mengoleksi sesuatu yang berkaitan dengan alam, misalnya bebatuan atau bunga.

Kelak mereka menjadi ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan. Perlu mereka didekatkan dengan alam, lakukan berbagai aktivitas di luar ruangan.

Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orang tua/guru yang baik. Maka, sebagai orang tua jangan berhenti menuntut ilmu demi anak-anak kita. Perlu juga memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anak-anak kita.

Baca Juga :  Demi Kemajuan Bangsa, Pendidikan Indonesia Harus Berani Berubah

 

*Ifan Mustika Rinaldi, M.Pd

Guru SD Negeri Growong, KecamatanTempuran,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Apa Tanggapan Anda ?