Siedoo.com -
Inovasi Opini

Tiga Kunci agar Mahir Menulis

Siedoo, ANDA ditugasi menulis, lalu menolak secara halus dengan isyarat “angkat tangan”? Atau Anda menerima tugas itu dengan mengatakan “Ya” atau siap melaksanakan tugas?

Kedua jawaban itu sudah pasti dilatarbelakangi dengan kemampuan Anda. Apakah mampu atau tidak? Kemampuan itu tentunya dibangun dari berbagai bekal.

Berikut bekal dari Psikolog Pendidikan Yayasan Sukma Jakarta, Khoiruddin Bashori. Ia mengatakan bahwa sebenarnya menulis merupakan rangkaian proses yang setidaknya terdiri dari tiga hal:

1. Membaca

Rendahnya tradisi membaca, dan kebiasaan berpikir dangkal selalu menyulitkan bagi siapa pun untuk menulis.

Membaca tidak berarti melulu membaca buku. Namun, juga membaca pengalaman, membaca fenomena yang terjadi dalam kehidupan.

Semakin sering keterampilan membaca diasah, semakin banyak bahan yang dapat ditulis.

2. Merenung

Menyangkut kemampuan merenung. Dalam bahasa psikologi, kapasitas itu disebut deep thinking, kesanggupan untuk berpikir mendalam.

Apa pun yang dibaca diamati dan dialami selalu dipikirkan secara mendalam. Mengapa ini terjadi dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari peristiwa itu.

Perbedaan kemampuan guru dalam berpikir mendalam itu sangat menentukan seberapa banyak kearifan yang dapat mereka tunjukkan dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, maupun profesional mereka.

3. Menulis

Kebiasaan menulis. Seperti kata pepatah bisa karena terbiasa. Pepatah itu dapat berarti perbuatan buruk menjadi tidak terasa lagi keburukannya ,bila telah biasa dilakukan. Atau berbagai kesulitan tidak akan terasa lagi manakala sudah biasa.

Namun, dalam konteks kebiasaan menulis, pepatah itu berarti sesuatu yang pada awalnya dirasakan sulit bila sudah biasa dikerjakan akan menjadi mudah. Menulis menjadi pekerjaan yang sangat mudah dan mengasyikkan bagi yang sudah membiasakannya.

“Karena itu, pilihannya hanya menulis atau habis!,” tandasnya sebagaimana ditulis Media Indonesia.

Apa Tanggapan Anda ?