Siedoo.com -
Nasional

Melalui O2SN Lahirkan Atlet-atlet Indonesia Masa Depan

BANDA ACEH – Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2019 diikuti sebanyak 1.938 siswa dari berbagai jenjang. Mulai siswa Sekolah Dasar (SD) hingga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Termasuk di dalamnya siswa Sekolah Berpendidikan Khusus (SLB).

Dalam gelaran nasional yang diadakan di Banda Aceh dan Semarang, Jawa Tengah ini dilangsungkan selama sepekan, 25 sampai 31 Agustus 2019.

Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Didik Suhardi berharap, melalui O2SN 2019, akan melahirkan atlet-atlet Indonesia masa depan yang berprestasi, baik di kancah nasional maupun internasional.

“Kita harus memberikan kesempatan kepada anak-anak kita yang punya bakat di bidang nonakademik, baik itu olahraga, seni, dan juga bidang-bidang lainnya untuk mengoptimalkan kemampuannya sehingga mereka bisa berprestasi yang lebih baik,” katanya.

Melalui O2SN ini, diharapkannya akan muncul para atlet-atlet internasional atau nasional yang menjadi bibit-bibit unggul.

Di samping untuk mencari bibit-bibit muda berbakat di bidang olahraga, ia menyampaikan melalui O2SN 2019 juga diharapkan akan menimbulkan rasa nasionalisme, rasa kebangsaan, dan juga rasa kesetiakawanan yang semakin tinggi antar anak bangsa di seluruh tanah air.

“Walaupun kita berbeda-beda, Indonesia adalah satu. Anak Papua boleh hidup di Aceh, anak Aceh boleh hidup di tanah Jawa, dan anak Jawa boleh hidup di manapun, di Kalimantan, di Sulawesi, di seluruh tanah air,” ujar Didik.

Dalam rangka memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa, O2SN merupakan salah satu bagian dari pendidikan karakter yang sifatnya nonakademik. Olahraga, olahhati, olahrasa, dan olahpikir merupakan empat karakter yang dibutuhkan anak-anak bangsa untuk menjadi generasi yang memiliki daya saing yang tinggi.

“Melalui empat karakter, empat keterampilan ini sehingga anak-anak kita, ke depan akan menjadi anak-anak yang hebat, yang berkarakter, anak-anak yang punya daya saing tinggi dan akan mengisi generasi Indonesia emas tahun 2045,” paparnya.

Baca Juga :  Dalam Pendidikan, Berpikir Kritis Mutlak Diperlukan

Didik juga berharap melalui O2SN ini para peserta yang berasal dari 34 provinsi ini akan membangun jaringan komunikasi dan kerjasama yang baik untuk masa depan nanti.

“Pada saatnya nanti ketika kalian sudah lulus dari sekolah dan kemudian melanjutkan ke pendidikan tinggi bahkan barangkali ketika nanti sudah sampai kalian hidup di masyarakat, pada saatnya nanti kalian pasti akan saling membutuhkan, saling bekerjasama,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengungkapkan, terpilihnya Provinsi Aceh sebagai tuan rumah O2SN tahun 2019 dapat meningkatkan semangat belajar generasi muda di Provinsi Aceh.

“Pemerintah Aceh saat ini sedang giat-giatnya meningkatkan kualitas pendidikan. Kami berprinsip pembinaan generasi muda melalui pendidikan harus terus diperkuat karena anak-anak kita ini adalah penerus kepemimpinan masa depan bangsa,” katanya.

“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu, fokus kami tentu tidak hanya pada bidang akademik saja tetapi juga di bidang non-akademik,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, ajang nasional ini tidak hanya sekedar menghadirkan anak-anak untuk berkompetisi atau memperebutkan medali.

“Tetapi juga agar anak-anak kita belajar saling menghormati dan menumbuhkan sikap sportivitas antarsiswa, antaratlet, antarsesama anak bangsa,” katanya.

O2SN tahun 2019 untuk tingkat SD, SMP dan PK dilaksanakan di Semarang dengan jumlah peserta masing-masing 408 peserta SD, 340 peserta SMP, dan 306 peserta PK.

Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK dilaksanakan di Banda Aceh dengan jumlah peserta masing-masing 544 peserta SMA dan 340 peserta SMK.

Untuk tingkat SMP, SMA dan SMK, cabang olahraga yang dilombakan antara lain atletik, bulutangkis, pencak silat, karate, dan renang. Untuk tingkat SD, ada enam cabang olaraga yang dilombakan antara lain atletik, senam, bulutangkis, renang, pencak silat, dan karate.

Baca Juga :  Harkitnas, Refleksi Komitmen Kebangsaan

Sedangkan untuk pendidikan khusus, ada lima cabang olahraga yaitu bocce, bulutangkis, atletik, catur, dan balap kursi roda. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?