Siedoo.com -
Internasional Tokoh

Negeri Tirai Bambu Menjadi Arena Presentasi Mahasiswa Unnes

Siedoo, Mahasiswa FIP Universitas Negeri Semarang (UNNES), Khorido Hidayat sukses mempresentasikan hasil karyanya dalam ajang Asia Young Scholars Summit (AYSS) di Tianjin, China. Khorido membawakan gagasan yang disebutnya sebagai ‘Social Media Smart Ladder Snake yaitu sebuah media pembelajaran yang berbasis active learning. Bertujuan menghindarkan remaja dari kekerasan cyber di dunia maya, khususnya media social (medsos).

Gagasan itu muncul dari rasa keprihatinannya terhadap kondisi remaja sekarang, di mana mereka seringkali mengalami kekerasan di media sosial tetapi mereka bungkam. Itu karena mereka tidak tahu bagaimana cara membela dirinya ketika berada di dunia maya.

Menurut mahasiswa yang akrab disapa Rido ini, remaja perlu diedukasi untuk memahamkan bagaimana cara merespon hujatan di media sosial dan memahami etika bermedia sosial. Maka perlu suatu cara untuk menangkal atau merespon tindakan negatif ketika di medsos.

“Literasi media sosial bagi remaja merupakan sesuatu yang penting agar mereka dapat terlindungi dari berbagai kekerasan di media sosial. Apalagi dengan usia mereka yang masih labil dan kadang tidak konsekuensi dari tindakannya sendiri” ungkap Rido di laman unnes.ac.id.

Ajang Asia Young Scholars Summit merupakan acara forum diskusi internasional yang diadakan oleh perhimpunan pelajar Indonesia di Tiongkok (PPI Tiongkok). Ajang ini bertujuan untuk mempertemukan pemuda, ilmuan dan praktisi dalam menyumbangkan gagasannya untuk kemajuan Asia. Acara yang bertema ‘Levereging region with economy, social a technology collaboration’ ini diikuti oleh 32 tim dari berbagai universitas di Asia.

Panitia menjelaskan bahwa dari berbagai paper yang masuk, panitia meminta revisi dan pratinjau kepada peserta kegiatan. Akhirnya ditetapkan ada 32 tim yang berhak mempresenastikan paper-nya di Tianjin.

Baca Juga :  Pekan Pendidikan Ala Calon Guru Unnes

“Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi mahasiswa UNNES lainnya untuk mulai berani mencoba keluar dari zona nyaman. Mulai berani mencoba  berbagai kegiatan baik nasional maupun internasional. Sebagai bentuk investasi diri untuk masa depan dengan hal baru yang lebih produktif,” harap mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling ini. (*)

Apa Tanggapan Anda ?