Siedoo.com - Akreditasi A ini resmi disandang Perpustakaan Rantja selama kurun waktu 5 tahun ke depan. | foto : Siedoo
Inovasi

Prestasi Melonjak, Perpus Rantja SMPN 1 Magelang Raih Predikat A

MAGELANG – Perpustakaan sekolah memiliki peran penting untuk meningkatkan budaya literasi di lingkungan para siswa. Seperti perpustakaan yang dimiliki SMP Negeri 1 Kota Magelang, Jawa Tengah. Sudut ruangan perpustakaan disulap menjadi tampilan yang menarik.

Lokasi ruang perpustakaan yang strategis memudahkan akses para warga sekolah untuk berkunjung. Desain ruangan dan layout diperbaiki untuk lebih menarik minat warga sekolah dalam membaca. Tersedia juga komputer katalog untuk memudahkan mencari buku yang diinginkan.

“Perpustakaan itu penting karena jantungnya sekolah adalah perpustakaan. Buku adalah jendela dunia, sehingga kita selalu berusaha melengkapi fasilitasnya dan selalu memprioritaskan anggaran untuk perpustakaan,” ujar Nurwiyono Slamet Nugroho, S.Pd., M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Kota Magelang.

Pada 27 Oktober 2020, SMP Negeri 1 Kota Magelang mengikuti proses akreditasi perpustakaan sekolah yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Berdasarkan komponen yang dituntut oleh Perpusnas, dinyatakan bahwa Perpustakaan Rantai Kentjana SMP Negeri 1 Kota Magelang atau yang kerap disebut Perpustakaan Rantja berhasil meraih predikat A. Untuk mengklarifikasi hal tersebut, petugas Perpusnas melakukan peninjauan langsung pada 9 Juni 2021 lalu.

Akreditasi A ini resmi disandang Perpustakaan Rantja selama kurun waktu 5 tahun ke depan. Dalam 5 tahun ini, perpustakaan akan memaksimalkan segala fasilitas sarana prasarana, pelayanan dan koleksi demi persiapan akreditasi selanjutnya pada 5 tahun kemudian. Ini semata dilakukan agar Perpustakaan Rantja dapat meningkatkan mutu akreditasinya, atau minimal mampu mempertahankan predikat yang sudah diraih.

Demi mencapai tahap ini, perlu beberapa fase yang dibutuhkan. Perpustakaan Rantja selalu berusaha menjadi yang terbaik pada tiap kesempatan.

Hal ini terbukti dari pencapaian berjenjang mulai Juara 3 di tahun 2017, Juara 2 di tahun 2018, Juara 1 di tahun 2019, hingga akhirnya mendapat predikat A di tahun 2020 yang dinilai langsung oleh Perpustakaan Nasional.

Baca Juga :  Terbanyak Didanai, ITS Berhasil Loloskan Tujuh Tim di KBMI 2020

“Kedepannya, kita upayakan siswa dan para guru suka menulis. Kita tingkatkan produk-produk dari kita, seperti buku karya siswa, cerpen karya siswa, dan sejenisnya,” kata Nurwiyono.

Selama ini, SMP Negeri 1 Kota Magelang memiliki tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia, pustakawan, dan juga para siswa. Tim ini memiliki agenda rutin untuk menyusun dan menerbitkan majalah sekolah per triwulannya. Berkaitan dengan hal tersebut, tim literasi bekerja sama dengan media cetak untuk proses publikasinya.

Sudut ruangan perpustakaan SMPN 1 Kota Magelang, Jawa Tengah disulap menjadi tampilan yang menarik. | foto : Siedoo

Karya siswa dan guru yang telah diterbitkan akan masuk dalam koleksi Perpustakaan Rantja. Dalam mengekspos segala kegiatan dan hasil karya siswa dan guru baik berupa buku dan prestasi yang diperoleh, Perpustakaan Rantja melakukan promosinya melalui papan informasi di selasar sekolah.

Selain itu juga Instagram Perpustakaan Rantja yang memiliki 200 lebih follower dan juga profil Perpustakaan Rantja yang bisa dilihat di YouTube. Sebagai wujud kepeduliannya, sekolah juga memiliki kebijakan untuk menyisihkan 20% anggaran per tahun untuk dialokasikan ke Perpustakaan Rantja.

Anggaran ini digunakan untuk melengkapi segala kebutuhan Perpustakaan Rantja, baik penambahan koleksi buku fiksi dan non-fiksi dan perbaikan sarana prasarana perpustakaan. Buku-buku yang akan dianggarkan biasanya adalah judul buku hasil request para guru untuk memaksimalkan pembelajaran.

Rr. Dyahayu Rahmaniyah, S.Pd., Kepala Perpustakaan Rantja mengungkapkan, saat ini perpustakaan memiliki lebih dari 6.000 judul buku. Diantaranya adalah 4.414 judul buku nonfiksi dan 2.253 judul buku fiksi.

“Selain itu juga terdapat beberapa majalah karya tim literasi dan laporan kegiatan siswa,” jelasnya.

Karena adanya pandemi yang tengah terjadi, menyebabkan Perpustakaan Rantja belum melayani peminjaman secara fisik. Peminjaman saat ini dilakukan secara online.

Baca Juga :  Club Literasi, Wadah Khusus bagi Siswa Berdiskusi

Para pemustaka juga tetap bisa mengunjungi Perpustakaan Rantja melalui web http://lib.smpn1magelang.sch.id/ dimana para pemustaka bisa membaca ratusan koleksi e-book yang tersedia. Perpustakaan Rantja SMP Negeri 1 Kota Magelang juga bekerjasama dengan Perpusnas dan Perpustakaan Daerah Kota Magelang untuk mewujudkan Perpustakaan Rantja menjadi berbasis e-library.

Diawal tahun, semua siswa akan dipinjami buku-buku pelajaran. Masing-masing siswa akan mendapat pinjaman 11-12 buku paket.

Buku-buku tersebut sudah disesuaikan dengan nomor identitas siswa. Seperti satu siswa dengan satu buku dan satu kode. Sehingga, buku paket tersebut sudah terdata dipegang oleh siapa saja.

Untuk membiasakan para siswa agar gemar membaca, sekolah ini juga memiliki kegiatan literasi setiap 15 menit di pagi hari sebelum jam pelajaran dimulai. Setiap kelas dilengkapi dengan Pojok Baca, yaitu lokasi dimana terdapat ragam buku yang dibawa siswa untuk dibaca setiap paginya.

Setelah sebulan, siswa juga diminta menuliskan atau menceritakan apa saja yang telah mereka baca di setiap waktu 15 menit tersebut. Setiap siswa juga diminta untuk membuat cerpen hasil karya sendiri bukan jiplakan, yang nantinya dipasang di Pojok Baca atau Pos Baca di setiap kelasnya.

Sedangkan proses pemeliharaan koleksi buku di Perpustakaan Rantja dilakukan setiap hari. Seperti membersihkan atau menata dan pada tiap tahunnya dilakukan stock opname dan penyiangan, yaitu menyortir buku-buku yang sudah tidak aktif. Nantinya buku tersebut akan dipindahkan ke gudang.

Penghapusan buku dilakukan setiap 10 tahun. Dalam proses penghancuran, SMP Negeri 1 Kota Magelang bekerjasama dengan Pabrik Kertas Blabak Kabupaten Magelang. Pihak SMP Negeri 1 Kota Magelang juga ikut menyaksikan hingga proses penghancuran.

“Orientasi kedepannya, perpustakaan sekolah mampu melayani hingga ke masyarakat sekitar. Karena sekolah berfungsi tidak hanya untuk warga sekolah saja, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya,” imbuh Nurwiyono. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?