Siedoo.com - Kembangkan bakat anak melalui Pesantren Ramadhan. | Dok. Dompet Dhuafa
Daerah

Pesantren Ramadhan, Anak Harus Berani Bercita-cita

MALANG – Dompet Dhuafa Jawa Timur beserta relawan menggelar acara Pesantren Ramadhan (Trendan) 1442 di Ponpes Fathussalam, Bumi Maringi Peni (BMP), Pujon, Kabupaten Malang. Mereka mengemas acara untuk ajakan berani bercita-cita ini dengan cara yang unik. Setelah menyampaikan mimpinya kepada kakak pendamping dan temannya, anak-anak diminta menuliskan cita-citanya di sebuah balon.

Setelah itu mereka diajak berdoa dan bersikap optimis agar cita-citanya tercapai. Sebagai simbolis ‘melangitkan’ cita-cita serta melangitkan doa, balon dilepaskan ke udara.

Ada banyak sekali cita-cita yang dituliskan anak-anak. Ada yang ingin menjadi hafiz Quran, menjadi Polisi hingga menjadi YouTuber.

Saat balon dilepaskan ke udara, nampak pemandangan yang haru dan juga seru. Ada yang berteriak dan ada juga yang menatap dengan tatapan penuh harap ke mana balon itu terbang tertiup angin.

Tak hanya itu saja, anak-anak juga diajak untuk mengaji, sholat berjamaah, buka bersama, serta diajak berkeliling dan mendapat edukasi tentang peternakan dan pertanian yang ada di lahan BMP. Di lahan seluas lebih dari tiga hektar ini terdapat Dompet Dhuafa (DD) Farm, sebuah sentra ternak dan sentra edukasi peternakan domba dengan cara modern.

Selain domba, ada juga Budikolbu (budidaya ikan di kolam buatan), pertanian sayur dan aloevera serta usaha mini market bernama Warung Sehat Bude DD. Semua program itu sangat bisa dikembangkan oleh anak-anak desa itu di kemudian hari, agar mereka menjadi para pengusaha yang sukses, bukan menjadi buruh di ladang orang.

Fahim (8 tahun), salah satu santri yang sudah hafal lima juz Quran, mengikuti acara ini dengan senang. “Saya suka banget ikut acara ini, bisa ngaji dengan teman-teman, bisa lihat peternakan kambing, ikan dan bisa menuliskan cita-cita,” katanya.

Baca Juga :  Keceriaan Bantuan Pendidikan untuk 30 Anak Yatim - Piatu Akibat Covid-19

Sementara itu Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jatim Kholid Abdillah menuturkan, ada sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada para guru dan orang tua melalui kegiatan Pesantren Ramadhan. Kegiatan ini adalah miniatur sebuah konsep kurikulum pesantren modern yang tidak hanya mengajarkan agama saja.

“Namun juga pengembangan diri, serta lifeskill yang dapat mengangkat harkat dan martabat mereka,” jelasnya.

Meski dihadiri anak-anak yang cukup banyak, namun mereka tetap mengikuti protokol kesehatan. Panitia membagikan masker, face shield dan mencuci tangan. Tak kurang dari 68 anak mengikuti dengan khidmat dari awal hingga akhir.

Di pagi hari, anak – anak membaca Alquran saling bersahutan dan dari pengeras suara musola terdengar langkah riang anak kecil dari Desa Tawangsari. Dari pagi anak-anak nampak semangat dan ceria hadir di acara ini. Para panitia menyiapkan acara dengan sangat matang.

Dikemasnya acara dengan sangat menarik, didukung dengan fasilitas gedung BMP yang sangat mendukung. Tidak cuma bersih, namun juga sejuk, dikelilingi pepohonan, sayuran, bunga dan juga latar bebukitan yang sangat indah dipandang.

Di Pesantren Ramadan ini, anak-anak mendapatkan materi keislaman, motivasi, kegiatan baris – berbaris, dan aneka permainan membentuk karakter. Anak-anak diajak untuk melakukan olah rasa dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan.

Salah satu inti dari acara ini adalah, anak-anak diajak untuk berani bercita-cita. Seperti yang diketahui, banyak anak dari kalangan tidak mampu yang belum berani bercita-cita. Mereka merasa minder dan pesimis dengan keadaannya.

Padahal salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan dan kebodohan, bisa dimulai dari berani bercita-cita. Karena cita-cita memberikan sebuah gambaran tentang perwujudan akan seperti apa masa depan mereka.

Memiliki cita-cita membuat mereka fokus dan menumbuhkan daya juang untuk meraihnya. Hal ini pernah disampaikan Zaim Ukhrowi dan diamini oleh Pembina Dompet Dhuafa Parni Hadi.

Baca Juga :  Kampus Mengajar Berintegrasi dengan Kearifan Lokal

“Kunci lepas dari kemiskinan ialah dengan bercita-cita. Hidupnya jadi terarah dari kecil hingga dewasa,” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?