DELI SERDANG – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menaungi sebuah sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Di sekolah yang digagas oleh Camat Sunggal ini, para anak berkebutuhan khusus mengenyam pendidikan tingkat dasar.
Dari salah seorang relawan bernama Hafiz, sekolah ini memiliki murid sebanyak 15-17 anak. “Disini ada 15-17 anak, tapi ya kadang-kadang yang datang tidak tentu, bisa juga 12 orang,” kata dia.
Bahwa dengan jumlah anak sebanyak 17 orang tersebut, mereka sebagai relawan membutuhkan ruangan belajar. “Saat ini kita belajarnya hanya menumpang di kelas yang ada di sekolah negeri ini. Tapi begitupun anak-anak tetap semangat datang, walau kami masuknya siang karena kalau pagi kelasnya dipakai,” tambah Hafiz.
Hafiz juga mengatakan sebenarnya data dari Camat Sunggal bahwa, sampai saat ini ada sekitar 100 anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Sunggal. Namun belum semua bisa ditangani oleh PKBM dikarenakan keterbatasan ruang yang dimiliki.
Dari pengalamannya mengajar, Hafiz mengatakan bahwa untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus juga butuh fasilitas lain. Seperti alat-alat pendukung pembelajaran.
“Sebenarnya memang sekolah ini masih sangat terbatas, ruangan belum ada, fasilitas alat pembelajaran juga belum kita miliki. Namun kita tetap berjalan melihat semangat anak-anak yang mau belajar disini ditemani orang tua mereka,” ujar Hafiz.
Dari keterangan yang diberikan Hafiz, secara keseluruhan anak-anak yang bersekolah di sini berasal dari keluarga pra sejahtera. Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Hafiz bersama sembilan relawan lainnya memikirkan bagaimana sekolah untuk ABK tersebut tetap berjalan.
Meski di tengah suasana kekurangan, sekolah ini bisa dikatakan benar-benar dibutuhkan masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari pengakuan salah satu orang tua murid.
“Mak, adek mau sekolah,” ungkap Erlina, seorang Ibu berusia 36 tahun yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Lewat kisah yang diceritakannya, Monica (9) putri bungsunya merengek meminta sekolah.
“Selama di rumah, dia selalu minta mau sekolah, dia mau belajar katanya,” ucap Erlina.
Mendapati hal demikian, Erlina pun mendapat informasi tentang sebuah sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dibawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) itu di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tanpa berpikir panjang, Erlina mengikutsertakan putrinya untuk belajar di sana.
Dari pengakuan Erlina, bahwa dirinya senang dengan hadirnya sekolah tersebut. “Senang sekali bu ada sekolah ini, karena kita tahu sendiri tidak mungkin anak saya dimasukkan ke sekolah biasa, pasti tidak diterima,” ungkapnya.
Untuk itu, Dompet Dhuafa mengajak masyarakat luas mengulurkan tangan bersama mewujudkan impian membangun kelas untuk sekolah ABK di Kecamatan Sunggal. Untuk diketahui, Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam Pelayanan, Pembelaan dan Pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial.
Selama 27 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. Dompet Dhuafa mengajak para dermawan untuk bersama-sama memikirkan anak berkebutuhan khusus agar memiliki ruang kelas tersendiri. (Siedoo)