Siedoo.com -
Daerah

Ketika Siswa Sekolah Jepang Bermain Lompat Tali

SURABAYA – Permainan-permainan tradisional di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa-siswi Sekolah Jepang Surabaya (SJS) di SD Lab School Unesa Surabaya. Mereka bermain lompat tali, sluku-sluku batok, dan membuat kerajinan dari stik es krim. Hal ini dilakukan untuk melatih kreativitas mereka.

Dalam kesempatan itu, manfaat lain yang didapat siswa-siswi SD Lab School Surabaya juga bisa mengenal budaya Jepang.

“Untuk murid-murid di sini ada beberapa yang bisa bahasa Jepang. Namun, juga masih dalam pendampingan oleh guru-guru yang menerjemahkannya,” kata Kepala SD Lab School Jusmono, sebagaimana diberitakan Radar Surabaya.

Yang berbaur ada sekitar 45 siswa dari Jepang dan 45 dari SD Lab School Surabaya. Mereka belajar bersama dan saling bersosialisai melalui permainan tradisionalnya.

Mereka tidak merasa canggung meskipun berbeda bahasa dan budaya. Hal ini tidak lain, karena untuk SD Lab School juga memiliki materi pelajaran Bahasa Jepang. Sehingga, mereka masih bisa berkomunikasi namun juga ada pendamping guru penerjemah.

Pihak sekolah SJS juga mengundang dan mengenalkan budaya Jepang pada siswa siswi SD Lab School Universitas Negeri Surabaya. Dua sekolah ini hampir tiga kali pertemuan dalam satu tahun.

“Kami juga mengajarkan budaya Jepang kepada SD Lab School, seperti tulisan Jepang, olah raga, dan budaya lainnya khas Jepang,” tegas Kepala Sekolah Jepang Surabaya Toshifumi Murashita.

Mengenal SD Lab School

Menilik di website resminya, sekolah ini memiliki visi seabagi wadah yang aman dan nyaman bagi anak untuk belajar serta tumbuh dan berkembang secara optimal.

Untuk misinya, mengembangkan anak yang cerdas, agamis, dan humanis. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi anak untuk belajar.

Untuk pembelajaran di Unesa Lab School dilaksanakan dibawah bimbingan tim yang terdiri atas para pakar dalam berbagai bidang studi, teknologi pembelajaran dan pakar pendidikan anak di Unesa.

Baca Juga :  Kebakaran Gunung Merbabu Rusak Jaringan Pipa Air Bersih, 1.747 KK Terdampak

Pembelajaran mengacu Kurikulum Nasional. Muatan lokal meliputi Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Jawa, Komputer, Budi Pekerti.

Apa Tanggapan Anda ?
Tagged