YOGYAKARTA – Kelompok Konservasi Penyu ‘Abadi’ Pantai Trisik Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengamankan sekitar 800 – 2.000 telur setiap tahun. Penyu itu kemudian dilepaskan mulai pada bulan Juni – November. Bahkan, pada tahun 2020 lalu lembaga konservasi ini berhasil melepaskan lebih dari 5.000 ekor penyu.
Kegiatan lembaga ini adalah penyelamatan dan penetasan telur penyu, penangkaran dan pelepasan tukik serta Edukasi Konservasi Penyu. Diharapkan konservasi ini menjadi icon edu ekowisata di pantai Trisik.
“Konservasi ini berdiri pada tahun 2004 dan merupakan satu – satunya konservasi penyu di kabupaten Kulon Progo dan pertama di DIY. Penyu yang ditangkarkan merupakan jenis penyu lekang,” kata Koordinator Kelompok Konservasi Penyu ‘Abadi’ Pantai Trisik Edi Riyanto.
Ia menjelaskan itu saat acara pelepasan tukik dan penanaman pohon cemara di Pantai Trisik Kulon Progo, Minggu (31/1/2021). Kegiatan ini diselenggarakan bersama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, tokoh, dan JogjaKLanese Community.
Pada masa seperti ini diperlukan keunikan identitas, ciri khas dan karakter yang berbeda pada masing-masing destinasi wisata. Maka disepakati bahwa Trisik merupakan pusat konservasi penyu. Dan ini harus dilestarikan dan dikembangkan kedepan.
“Pemerintah Daerah Kulon Progo sangat terbuka dalam menerima masukan demi kemajuan pariwisata di Kulon Progo,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Joko Mursito, S.Sn., MA.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan beroperasinya Bandara YIA akan mendorong kedatangan banyak wisatawan di Kulon Progo. Hal ini perlu disambut dengan sinergitas yang baik antara pemerintah daerah, pelaku wisata dan penggiat wisata, seperti JogjaKLanese untuk bertukar informasi. Sehingga menjadi sebuah kegiatan yang utuh dan tidak terpecah-pecah.
“Pariwisata sekarang sedang mengembangkan pentahelic,” kata Joko Mursito.
Pentahelic melibatkan pihak swasta, masyarakat, akademisi, dan media untuk bergerak bersama memajukan pariwisata. Joko Mursito juga mengapresiasi kekompakan JogjaKlanese hingga mencapai sepuluh tahun dalam berkomunitas.
Perwakilan JogjaKLanese Community Muntowil mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian agenda ulang tahun JogjaKLanese Community yang ke-10.
“Acara ini memang spesial karena diselenggarakan pada masa pandemi sehingga hanya melibatkan anggota yang berdomisili di Yogyakarta,” katanya.
Acara ulang tahun komunitas ini sebelumnya diselenggarakan secara nasional dengan mengundang komunitas penggemar Kla Project di luar kota. Dipaparkan bahwa komunitas JogjaKLanese tetap menjaga kekompakan dalam paguyuban dengan saling silaturahmi dan keikhlasan antar anggota satu dengan yang lain.
Pada tahun ini tema ulang tahun komunitas adalah peduli dan cinta alam semesta dengan mengadakan penanaman pohon cemara dan pelepasan tukik di Pantai Trisik Kulonprogo. Hingga tahun 2020 jumlah anggota JogjaKLanese yang terdaftar sebanyak 250 orang dan yang diizinkan mengikuti acara ini hanya 20 orang sesuai protokol kesehatan. (Siedoo)