Siedoo.com - Di mana pun berada, TNI turut mencerdaskan anak bangsa. (ilustrasi: divisi2kostrad.com)
Opini

Tak Hanya Melindungi, TNI Juga Turut Cerdaskan Bangsa

Siedoo, Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperingati setiap tanggal 5 Oktober. Di mana pada setiap HUT selalu mengangkat tema yang berbeda, sesuai dengan kondisi dan cita-cita TNI dalam berkiprah melindungi bangsa. Pada HUT TNI ke-75 tahun 2020 ini diangkat tema “Sinergi untuk Negeri”.

Dalam mengaktualisasikan sinergitas TNI dilakukan di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini telah banyak dilakukan sejak TNI berdiri 75 tahun yang lalu, di mana TNI tidak hanya melindungi bangsa, namun turut andil dalam mencerdaskan bangsa, melalui kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Memang bila ditilik dari sejarahnya, kemanunggalan TNI dengan rakyat tak dapat dipisahkan. Hari TNI dahulu dikenal dengan Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), namun sejak bergulirnya reformasi tahun 1998 muncullah gagasan pemisahan ABRI dan Polri. Gagasan tersebut direalisasikan oleh Presiden B.J. Habibie melalui instruksi Presiden No.2 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa Polri dipisahkan dari ABRI.

Upacara pemisahan Polri dari ABRI dilakukan pada 1 april 1999 di lapangan upacara Mabes ABRI di Cilangkap, Jakarta Timur. Upacara pemisahan tersebut ditandai dengan penyerahan Panji Tribata Polri dari kepala staf umum ABRI Letjen TNI Sugiono kepada Sekjen Dephankam Letjen TNI Fachrul Razi, kemudian diberikan kepada Kapolri Jenderal Pol (purn) Roesmanhadi. Maka sejak 1 April, Polri ditempatkan di bawah Dephankam.

Kemudian pada tahun 2000 diterbitkan TAP MPR No. VI/2000, kemandirian Polri berada di bawah Presiden secara langsung dan segera melakukan reformasi birokrasi menuju Polisi yang mandiri, bermanfaat dan profesional. Sejak itulah Hari ABRI berubah menjadi Hari TNI.

Kiprah TNI dalam dunia pendidikan di Indonesia sangat baik. Hal ini dengan adanya berbagai kegiatan yang melibatkan anggota TNI dengan para pelajar. Bahkan diutamakan di darah 3T, yaitu Terluar, Terdepan, dan Tertinggal.

Baca Juga :  Pudarnya "Kesakralan" Sebuah Ujian

Sebagai contoh pembinaan pelajar tentang baris-berbaris, kesehatan, kedisiplinan, kepramukaan, wawasan kebangsaan hingga penanaman jiwa nasionalisme pelajar dilakukan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Sudah barang tentu hal itu menjadi program TNI dan bekerjasama dengan pihak sekolah.

Terjalinnya kerjasama itu bukan menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru, melainkan untuk memberikan bekal bagi prajurit TNI yang berada di daerah perbatasan atau 3T. dengan maksud guna membantu pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang sekolahnya kekurangan guru.

Di lingkup lembaga, seperti dilakukan Akademi Militer (Akmil) Magelang yang merangkul serta mengajak perguruan tinggi di Magelang untuk bersama-sama memajukan pendidikan di daerah itu. Menindaklanjuti hal itu, Akmil membuka lebar dan menerima dengan senang hati kerjasama dalam berbagai bentuk. Tidak hanya di bidang bela negara, namun bisa berupa kuliah umum, kajian keilmuan, riset, tukar menukar dosen, tugas akhir mahasiswa, dan lainnya sesuai bidang masing-masing perguruan tinggi.

Secara nasional, tahun 2019 lalu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan TNI-AD dalam bidang Bimbingan Teknis (Bimtek). Yaitu berupa Bimtek Penguatan Kompetensi Pembelajaran di Kelas Prajurit TNI-AD di daerah 3T.

Bimtek tersebut merupakan sinergi guna persiapan apabila terjadi kekurangan guru atau pamong di daerah 3T. Sehingga anak-anak di daerah perbatasan akan mendapatkan layanan pendidikan dari prajurit TNI-AD yang dilatih, untuk mengajar anak-anak di kelas.

Semoga sinergi untuk negeri senantiasa dilakukan TNI di mana pun berada. Sehingga TNI dalam menjaga kemanunggalan dengan rakyat, melindungi bangsa, dan mencerdaskan bangsa dapat terwujud sesuai harapan seluruh masyarakat Indonesia. Dirgahayu TNI, Sinergi untuk Negeri! (*)

Apa Tanggapan Anda ?