Siedoo.com - Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiyono, Dekan SBM-ITB. | foto : dok SBM-ITB
Inovasi Tokoh

Tiga Tahun ITB Pertahankan Predikat The Best Business School in Indonesia

Siedoo, Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) Jawa Barat terbentuk pada 2003 silam. Sejak itu kemudian SBM diberi otonomi oleh ITB dalam pengelolaan di bidang keuangan dan sumberdaya manusia. Dengan adanya otonomi tersebut, SBM dapat merencanakan kegiatan maupun prestasi yang diraih dalam jangka panjang.

Pada tahun 2017, SBM-ITB berhasil meraih gelar sebagai sekolah bisnis terbaik se-Indonesia versi Global Brands Magazine (GBM) Inggris. Prestasi itu berhasil dipertahankan hingga tahun ini. Hal itu terbukti setelah menerima penghargaan dari GBM dalam acara Global Brands Award 2019. Acara tersebut dilaksanakan pada akhir Agustus 2019 di Johannesburg, Afrika Selatan.

Prof. Dr. Ir. Sudarso Kaderi Wiyono, DEA, Dekan SBM-ITB menyatakan bahwa kesuksesan ini merupakan kerja keras dan perencanaan dari awal berdirinya SBM.

“Pencapaian ini merupakan salah satu bukti SBM-ITB bersungguh-sungguh dalam upaya mencetak entrepreneur muda di Indonesia,” katanya dilansir laman itb.ac.id.

Diketahui bahwa, dalam penilaiannya GBM mengacu pada QS Ranking dalam subjek Business and Management serta World University Rankings Times Higher Education (THE) dalam subjek Business and Economics. Dalam perankingan ini, SBM-ITB mendapatkan peringkat top 251-300 untuk QS Ranking dan menempati top 401-500 dalam Times Higher Education.

“Namun, Global Brands Magazine menambahkan beberapa kriteria penilaian seperti cara branding. Sehingga, GBM dapat melakukan penilaian serta pemeringkatan terhadap sekolah bisnis di Indonesia dan SBM-ITB menjadi peringkat ke-1 di Indonesia,” jelas Prof. Sudarso.

Amanah otonomi

Prof. Sudarso mengatakan bahwa otonomi yang diberikan dari ITB ini merupakan amanah. Untuk mencapai predikat The Best Business School in Indonesia, SBM ITB selalu berupaya untuk transparan dan akuntabel dalam pengelolaan sumberdaya yang dimiliki. Selain itu, banyak inovasi yang ada dalam mengelola sumberdaya di SBM, salah satunya adalah kuliah hanya 3 tahun.

Baca Juga :  Guru Besar ITB Prof Herri Susanto, Berbicara Penelitian Gasifikasi di Indonesia

“Ini merupakan terobosan yang sangat bagus. Kita berupaya bagaimana memanfaatkan waktu dan mahasiswa terbiasa untuk kerja keras dan tidak ketinggalan dengan mahasiswa ITB lainnya,” ujarnya.

Dikatakan Sudarso, SBM-ITB didirikan untuk melengkapi keilmuan yang ada di ITB yaitu sains, teknologi, seni, dan bisnis. Selain itu, SBM ITB juga melakukan penanaman pemahaman continous improvement bahwa, “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” ke semua civitas akademika SBM ITB.

Inovasi kurikulum

Sudarso mengakui, penghargaan ini tak lepas dari kurikulum yang diterapkan di SBM. Salah satu inovasi yang ada di SBM-ITB adalah mata kuliah Integrated Business Experience (IBE). Di mana mahasiswa akan praktik secara langsung, sehingga mereka mengalami proses untuk menjadi wirausaha.

“Kami percaya bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses harus belajar dari masalah yang mereka hadapi,” tukasnya.

Berada di lingkungan ITB yang terdiri dari multidisiplin ilmu yaitu sains, teknologi, dan seni, menjadikan SBM ITB ini memiliki keunikan dari sekolah-sekolah bisnis lainnya di Indonesia. Hal tersebut memungkinkan mahasiswa akan menjadi connectivity dengan mahasiswa jurusan lain.

“Hal ini tentu bisa menambah ilmu mereka dan keuntungan ini tidak dimiliki oleh sekolah bisnis yang lain,” tutur Sudarso.

Di tahun mendatang, dengan tetap berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan serta civitas academika-nya, Sudarso optimis SBM bisa mempertahankan peringkat ke-1 di Indonesia. Bahkan SBM ITB akan meningkatkan ke peringkat internasional, dengan mengejar akreditasi internasional AACSB, AMBA, dan EQUIS.

“Selain itu, peningkatan mutu civitas akademika SBM ITB yang akan kami lakukan dari sebelumnya adalah peningkatan kualitas publikasi ilmiah dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membantu UKM-UKM di Provinsi Jawa Barat,” jelas Prof. Sudarso. (*) 

Apa Tanggapan Anda ?