Siedoo.com -
Daerah

Program Literasi Sekolah di Madura Belum Menyeluruh, Ini Kendalanya

BANGKALAN – Pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) di Bangkalan, (Madura) Jawa Timur belum sepenuhnya menjalankan program literasi sekolah. Seperti dimandatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Khususnya berkaitan dengan program literasi sekolah.

Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan Moh. Makhrus tidak menampik banyaknya lembaga pendidikan yang belum menjalankan program literasi sekolah. Sampai saat ini penerapan program literasi hanya dilakukan oleh lembaga pendidikan yang sudah menerapkan kurikulum 2013 (K-13).

”Kalau K-13 sudah menjalankan, cuma belum tentu maksimal,” ungkap Makhrus dilansir radarmadura.id.

Untuk sekolah yang menerapkan K-13 sudah melaksanakan program literasi dan karakter. Dari 702 SD di Bangkalan, hanya 111 SD yang menerapkan hingga tuntas. Sementara sisanya masih KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).

Semua lembaga, pada proses penerimaan siswa baru, nanti diusahakan menerapkan K-13. Dengan demikian, semua lembaga pendidikan bisa menjalankan program literasi dan pendidikan krakter.

Menurut Makrus, salah satu penunjang penerapan program literasi harus ada perpustakaan sekolah. Sementara sampai saat ini, masih ada 202 lembaga pendidikan yang belum memiliki perpustakaan.

”Sekolah nanti harus membuat taman membaca atau pojok baca,” tegasnya.

Sementara Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan meminta agar Disdik dan sekolah menjalankan Permendikbud Nomor 23/2015 itu. Budaya literasi di dunia pendidikan sangat penting diterapkan karena dapat menambah wawasan siswa.

Belum menyeluruhnya pelaksanaan program literasi sekolah, hampir di kabupaten di pulau garam ini. Seperti di Kabupaten Pamekasan pun demikian. Kendalanya belum tersedianya perpustakaan di setiap sekolah, juga pembiasaan membaca pada peserta didik.

Dilansir mediamadura.com, Kadisdik Pamekasan Moh Tarsun menuturkan, iklim literasi di Kabupaten Pamekasan memang masih rendah. Sehingga, pihaknya terus berupaya agar siswa mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah untuk terus giat membaca dan juga menulis. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?