YOGYAKARTA – Setelah awal Oktober 2018 ini, Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta akan menambah koleksinya berupa radar. Pihak museum mempersiapkan ruang khusus untuk menempatkan berbagai macam radar. Radar berperan penting dalam mendukung operasional pesawat tempur pada masa perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, Kolonel Sus Dede Nashrudin, mnyatakan bahwa nantinya museum ini akan diresmikan oleh Panglima TNI.
Tujuan inisiatif pendirian museum radar itu sebagai wahana edukasi bagi masyarakat. Khususnya kaum muda, agar paham bahwa pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, teknologi radar memiliki peran cukup strategis.
“Selama ini kan orang tahunya cuma pesawat tempur, padahal pesawat tempur tidak bisa beroperasi tanpa radar yang mengatur ketinggian pesawat serta menginformasikan posisi lawan,” ujar Dede seperti dilansir antaranews.com.
Dede menambahkan hingga saat ini telah terkumpul berbagai jenis radar yang didatangkan dari koleksi TNI AU di Bandung, Solo, dan Madiun. Mulai radar yang digunakan saat merebut Irian Barat hingga yang terbaru.
Karena jumlahnya cukup banyak, maka hingga kini ruang untuk penempatannya masih dipersiapkan di kompleks Museum Dirgantara.
Menurut Dede, animo masyarakat mengunjungi museum tersebut cukup signifikan. Rata-rata setiap tahun jumlah pengunjung museum seluas 4,2 hektar dengan koleksi lebih dari 60 pesawat bersejarah itu, mencapai 700 ribu orang.
“Bahkan kunjungan dari mancanegara terus meningkat karena koleksi Museum Dirgantara dinilai sangat lengkap,” jelas Dede.
Siedoo/NSK