Siedoo.com -
Daerah

Dihadapan Santri, Dosen Sampaikan Edukasi Digital

PURWOKERTO – Sebagian besar masyarakat Indonesia, dilihat dari data statistik menunjukkan bahwa 85% menggunakan internet. Menggunakan media sosial dengan durasi 8 jam 51 menit dalam satu hari. Sungguh hal ini menjadi warning bagi semua.

“Karena dikebebasan dan keterbukaan informasi seperti saat ini, memudahkan berita – berita hoax masuk dan mempengaruhi pola pikir masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh berita yang belum tentu benar,” kata Muhammad Zidny Naf’an, Lc., S.Kom., M.Kom, Dosen Prodi (Program Studi) S1 Teknik Informatika Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Jawa Tengah.

Ia menyampaikan itu saat memberikan edukasi digital terkait penanganan hoax di Aula Desa Rancamaya, Kecamatan Cilongok. Salah satu kegiatan dosen memang tidak hanya memberikan pengajaran secara regular dikampus saja. Tetapi, harus bisa menyalurkan ilmu dan pengetahuannya di lingkungan sekitar. Sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi, edukasi digital tersebut diikuti para santri.

Ia menjelaskan, hoax itu adalah musibah. Ini Karena di era revolusi teknologi super cepat dan serba mengacu pada ponsel pintar/smartphone, seringkali mendapatkan pemberitaan yang dimunculkan dalam media online. Salah satunya adalah berita dengan isi pesannya menyampaikan bahwa pembaca memenangkan hadiah uang tunai miliaran rupiah.

“Itu dipastikan masuk dalam berita hoax. Artinya bobot nilai kebenaran yang terkandung dalam berita tersebut belum teruji,” kata dia menjelaskan.

Perkembangan teknologi seperti ini, dampaknya pasti ada sisi positif dan negatif. Dari sisi positif bisa membuka wawasan secara luas. Sekali klik langsung terhubung dengan luasnya dunia.

Sisi negatifnya, informasi – informasi akan mudah didapatkan, beragam konten disebarkan. Sehingga, menyebabkan munculnya berita – berita hoax atau berita yang kontennya belum tentu benar. Ini menjadi PR bagi semua.

Baca Juga :  Ketua MPR Kagumi Sistem Pendidikan Ponpes Al Iman

“Salah satu cara untuk menangkal berita hoax tersebut harus cerdas dan kritis ketika membaca suatu berita yang bertebaran di media sosial,” jelas Rektor IT Telkom Purwokerto Dr. Ali Rokhman M.Si.

Menurut salah satu santri yang mengikuti edukasi digital Akhmad Mukhirom, dengan adanya kegiatan seperti ini sangat membantu peserta yang masih awam dalam pengetahuan di bidang teknologi. Dengan demikian, menjadi paham mengenai hal – hal yang berbahaya.

“Jika kami menggunakan jaringan internet, khususnya media sosial dan kami mulai paham bagaimana cara menyikapi ketika adanya berita – berita yang belum tentu kebenarannya,” jelasnya.

Apa Tanggapan Anda ?