MAGELANG – Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang secara resmi melaunching program studi S1 Komunikasi di Gedung Fakultas Ilmu Kesehatan Magelang, Jawa Tengah Selasa (20/3/2018). Seminar Nasional “Peran Ilmu Komunikasi dan Media di Era Disrupsi” menjadi penanda launching tersebut. Prodi S1 Komunikasi bernaung di bawah Fakultas Psikologi dan Ilmu Humaniora UM Magelang.
Seminar yang dibuka oleh Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT itu, dua pemateri handal dihadirkan. Keduanya adalah Prof. Dr.Widodo Muktiyo, SE, M.Com, Wakil Rektor 4 UNS yang merupakan pakar ilmu komunikasi serta Amir Mahmud NS, SH, MH yang merupakan Ketua PWI Jawa Tengah serta pakar jurnalistik.
“UM Magelang menunggu selama 1,5 tahun terbitnya SK pendirian Prodi S1 Komunikasi,” kata rektor.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah yang telah mensupport UM Magelang. Eko mengungkapkan, saat ini UM Magelang tengah menyiapkan diri untuk dapat meraih akreditasi “A” seperti anjuran Kopertis dengan meningkatkan kualitas. Baik SDM maupun sarana dan prasarana.
“Selain itu, saat ini ada tiga berkas pengajuan prodi UM Magelang yang tengah menunuggu SK. Yakni S1 Manajemen Informasi Kesehatan, S1 Sastra Inggris, serta Profesi Konselor,” jelas rektor.
Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Prof. Dr. DYP Sugiharto M.Pd Kons saat menjadi keynote speaker pada acara itu menyampaikan, kemampuan berkomunikasi memegang peranan penting dalam kesuksesan seseorang. Bagi seorang Sarjana yang memasuki dunia kerja, kemampuan komunikasi adalah nomor 1.
“Sedangkan IPK adalah nomor 17. Ratusan ribu sarjana yang gagal masuk ke dunia kerja bukan karena IPK-nya rendah. Tapi salah satu faktornya adalah karena kemampuan komunikasinya lemah,” jelasnya.
Peserta acara seminar nasional sebagian besar adalah guru dan siswa dari berbagai SMA/SMK di wilayah Kedu. DYP juga menyampaikan bahwa kualitas perguruan tinggi tidak lagi ditentukan oleh statusnya sebagai perguruan tinggi negeri atau swasta. Tetapi, dari status akreditasi institusi.
“Oleh sebab itu, memilih prodi jangan asal ikut-ikutan,“ ungkapnya.
Prof. Dr.Widodo Muktiyo, SE, M.Com, Wakil Rektor 4 UNS yang merupakan pakar ilmu komunikasi dalam paparannya menyampaikan, dalam menghadapi peradaban komunikasi, hidup haruslah multifungsi. Sehingga, semakin dapat berperan dalam berbagai bidang, hidup akan semakin bermakna.
“Ilmu komunikasi diminati karena pada dasarnya kebutuhan manusia sekarang adalah pada aktualisasi. Tidak lagi pada kebutuhan pokok semata, yakni pangan dan sandang,” kata dia.
Anggota Majelis Dikti PP Muhammadiyah itu juga menyampaikan, dari 172 PTM yang ada, 22 PTM yang aktif dan tergabung dalam Asosiasi Pengelola Ilmu Komunikasi (APIK) merupakan representasi publikasi promosi dan branding PTM.
Adapun Amir Mahmud dalam materinya berjudul Estetika Jurnalistik Melawan Ketercerabutan, mengatakan bahwa praktek jurnalistik sekarang cenderung bersifat simbolistik dan mengabaikan narasi. Hal tersebut tercermin dalam emoji yang menjadi simbol komunikasi jaman sekarang melalui emoticon.
Ia menyampaikan, pola penyajian yang tergesa-gesa serta tidak komprehensif antara temuan dengan ferivikasi menjadikan berita tidak akurat. Oleh sebab itu, menjadi tugas prodi Ilmu Komunikasi untuk mengedepankan tulisan bermakna melalui narasi melalui estetika jurnalistik yang akuntabel.
“Serta mampu menggantikan kepercayaan publik,” tandasnya.