MAGELANG – Saat ini Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah sudah menjalin kerjasama internasional dengan beberapa perguruan tinggi dan instansi di luar negeri. Yaitu, The University of Auckland New Zealand, Imperia College of Hospitality (ICH), Pejabat Pendidikan Daerah (PPD) Hulu Selangor, Universitas Sultan Idris (UPSI), Sekolah Kebangsaan Bandar Sungai Buaya dan Sekolah Menengah Bandar Sungai Buaya. Kerjasama internasional ini digawangi oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan rencananya akan disusul oleh fakultas lain pada tahun ini.
Rektor Untidar, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. mengatakan bahwa, perjuangan Untidar menjadi sebuah perguruan tinggi negeri melewati proses yang panjang. Dan, masih memerlukan peningkatan dan pengembangan khususnya di bidang akademik.
“Semangat bersama para dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan sangat diperlukan untuk membangun Untidar lebih baik lagi di tingkat regional, nasional dan internasional,” katanya.
Rektor menyampaikan itu berkaitan dengan kuliah umum “Menjalin Kerjasama dengan Perguruan Tinggi luar Negeri” di Auditorium Untidar. Ketua Penegerian Universitas Tidar Prof. Dr. Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa kampus sebagai bagian dari aset bangsa dan motor perkembangan ekonomi, menjadikan penelitian di lingungan perguruan tinggi tidak hanya berhenti di lemari. Tetapi, memiliki daya saing di pasar.
Hal ini perlu didukung dengan adanya mentalitas industri (industrial mentality) yaitu sadar akan kompetisi produk, selalu ingin memberikan yang terbaik, layanan cepat, kualitas bagus dan harga murah. Serta, loyalitas customer (pencitraan).
“Mentalitas industri harus dimiliki setiap perguruan tinggi untuk mendorong riset, kreasi dan inovasi,” jelasnya.
Prof Komaruddin menekankan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak bisa dibendung lagi saat ini harus disalurkan secara posistif. Dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri. Untidar perlu menjalin kerjasama dengan banyak perguruan tinggi luar negeri.
“Selain untuk menjalin kerjasama dalam bidang ilmu pengetahuan juga sebagai sarana bagaimana perguruan tinggi mengembangkan gerakan ekonomi dan kebudayaan,” jelasnya.
Dihadapan 292 peserta yang terdiri sivitas akademika Untidar ini, Prof. Komaruddin juga menghimbau untuk tidak melupakan masyarakat sekitar. Kehadiran kampus harus merasa dimiliki oleh masyarakat sekitarnya.
“Riset produktif yang dilakukan kampus tidak hanya mendukung ilmu pengetahuan. Tetapi, juga bermanfaat bagi kemajuan daerah,” ujarnya.