SURABAYA, siedoo.com – NEVA Maritime Congress, kembali digelar secara di Rusia, Jumat (31/5). Menjadi satu-satunya delegasi yang mewakili Indonesia, tim Barunastra Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengangkat topik mengenai inovasi Autonomous Surface Vehicle (ASV) dan perkembangannya di dunia riset Indonesia.
Kongres bertemakan Autonomous Navigation and Marine Robotics ini menghadirkan lebih dari 1.200 peserta internasional dan pakar maritim ternama.
Kegiatan yang dilakukan secara hybrid ini dihadirkan sebagai kesempatan bagi para penggiat maritime untuk mengulas berbagai persoalan di dunia maritim.
General Manager Barunastra ITS I Made Vibra Dananjaya menuturkan, tahun ini Barunastra ITS unjuk gigi lewat topik Advancing Autonomous Maritimee Solutions: Insights from the BARUNASTRA ITS RoboBoat Team’s, ASV Development in Indonesia yang dipresentasikan secara daring.
Sederhananya, tim yang lahir pada tahun 2012 ini menjelaskan tentang penerapan inovasi ASV dan bagaimana Barunastra ITS menjadi salah satu pionir di dalamnya.
Dalam presentasinya, pemuda yang akrab disapa Vibra itu menjelaskan, ASV merupakan kapal tak berawak yang dapat beroperasi tanpa campur tangan manusia. Kapal dengan sistem otonom ini mampu menavigasi dan mengumpulkan data sensor secara mandiri.
“Salah satu kapal ASV kami adalah Nala Proteus 2.0,” terangnya.
Selain dapat bergerak secara mandiri, imbuh Vibra, sistem otonom ini juga menjadi salah satu jawaban atas gagasan blue economy yang diimpikan oleh Indonesia.
Hadirnya ASV membuka peluang dunia maritime yang lebih berkelanjutan lewat beberapa komponennya yang ramah lingkungan.
Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan ITS itu mengungkapkan, penerapan ASV kelak dapat membantu mengurangi polusi dan konsumsi bahan bakar sebuah kapal. Selain itu, salah satu kelebihan lainnya ialah dapat memanfaatkan energi terbarukan seperti baterai.
“Selaras dengan tujuan blue economy untuk mewujudkan pengelolaan dan perlindungan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, mengulik kapal ASV rancangan tim Barunastra lebih dalam, Vibra pun memaparkan komponen dan kelebihan yang dimiliki Nala Proteus 2.0. Dengan kemampuan navigasi secara mandiri, Nala Proteus 2.0 mampu mengukur segi keamanan kapal saat diuji coba melewati rintangan.
Tak hanya itu, kapal tersebut juga dilengkapi dengan intelligent visual processing, yakni dua pasang kamera yang membantu kapal menangkap data visual dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, Nala Proteus 2.0 ini juga memiliki multi-modal perception.
“Yakni sistem yang membuat kapal tersebut mampu menginterpretasikan data dari sensor,” beber mahasiswa angkatan 2021 tersebut.
Lebih rinci, kapal ASV dari tim yang telah berkembang selama 12 tahun tersebut juga disempurnakan lewat keandalannya pada cognition and autonomy serta localization and positioning.
“Kami pun merancang berbagai komponen pendukung lain untuk memaksimalkan keandalan Nala Proteus 2.0,” terang Vibra.
Lebih lanjut dalam presentasinya dijelaskan bahwa apabila sistem ini direalisasikan, ASV memiliki banyak sekali potensi di negara dengan wilayah maritim yang mendominasi
. Antara lain untuk survei hidrografi, pengawasan lingkungan laut, penelitian oseanografi, hingga patroli maritim.
Disambutnya dengan baik sistem ASV oleh peserta NEVA Maritime Congress membuat Vibra dan tim berharap agar inovasi ini dapat diterapkan guna memaksimalkan potensi maritim dunia. Selain itu, harapannya langkah ini dapat membuka kesempatan kerja sama bagi ITS dan Rusia.
“Semoga hadirnya ASV dapat mengantarkan Indonesia kepada kemajuan dan menggapai cita menjadi poros maritim dunia,” tandasnya optimistis. (its/siedoo)