Siedoo.com - Rizqi Nurlaili Septia, S.Pd., guru BK SMPN 1 Kota Magelang, Jawa Tengah.
Tokoh

Nurlaili Septi, Guru BK SMPN 1 Magelang yang Berprestasi

Siedoo, Work From Home (WFH) adalah salah satu ketentuan baru yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. Berbagai instansi, terutama di bawah pemerintah seperti sekolah juga wajib menerapkan WFH sesuai dengan ketentuan yang ada.

Para guru dan murid diharuskan melaksanakan pembelajaran dari rumah. Dengan demikian, waktu yang dihabiskan di luar rumah menjadi terbatas.

Hal ini menyebabkan sebagian besar orang memiliki banyak waktu yang luang. Begitu pula dengan para guru, seperti Rizqi Nurlaili Septia, S.Pd., guru BK SMP Negeri 1 Kota Magelang, Jawa Tengah.

Hal itulah yang mendasari Septi memutuskan, untuk memanfaatkan waktu luang tersebut dengan baik. Salah satunya dengan mengikuti berbagai macam perlombaan.

Pada dua bulan terakhir ini Septi mengikuti dua perlombaan menulis artikel sekaligus. Diantaranya adalah lomba yang diadakan oleh BNN Kabupaten Magelang dan Perpustakaan BI Provinsi Gorontalo.

Septi berhasil meraih juara 3 pada lomba yang diadakan oleh BNN Kabupaten Magelang. Lomba tersebut dimenangkan dengan mengirim artikel dengan judul “Lawan Narkoba Dengan BTS Mcd”. Pada lomba yang diselenggarakan oleh BNN ini Septi mengaku hanya memiliki waktu yang sangat terbatas, hanya satu minggu sebelum penutupan.

Selain itu, Septi juga berhasil meraih juara favorit 1 pada lomba yang diadakan oleh Perpustakaan BI Provinsi Gorontalo. Lomba kali ini tentang menumbuhkan perekonomian Provinsi Gorontalo melalui keuangan digital. Bentuk lomba sendiri yaitu mengirimkan artikel serta membuat video.

Jika jeda waktu dalam lomba yang diadakan oleh BNN sekitar satu minggu, maka lomba yang diadakan Provinsi Gorontalo sekitar dua minggu. Peserta yang mengikuti lomba artikel oleh BNN terbatas hanya warga masyarakat di Magelang Raya. Sedangkan peserta lomba oleh Perpustakaan BI Gorontalo berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga :  Dwi Arianto, Runner Up di Kompetisi EFFECT 2018

Sebelum mengikuti lomba artikel, Septi sering sekali mengikuti lomba-lomba lain sejenisnya, salah satunya seperti lomba puisi. Akhirnya pada tahun ini Septi juga memutuskan untuk mencoba mengikuti lomba menulis artikel untuk pertama kalinya. Perolehan juara yang didapat ini makin menjadi pendorong untuk tetap maju dan berkarya selalu.

Motivasi lain dari mengikuti berbagai lomba ini untuk membuktikan ke semua orang bahwa menjadi guru tidak hanya sekadar mengajar. Namun perlu berkarya yang lebih lagi.

Ide adalah suatu yang sangat mahal, apabila tidak dituliskan maka akan hilang sia-sia. Dengan menulis, itu menandakan bahwa seseorang sudah termasuk bagian dari sejarah.

Septi menyampaikan bahwa dalam hidup ini, ia selalu memegang quote tertentu. Quote yang menjadi motivasi untuk terus berkembang dan berkarya. Karena ia yakin bahwa jika ingin dinilai lebih dari orang lain, maka harus menjadi lebih berbeda.

“Jadilah berbeda. Karena orang pintar sudah sangat banyak. Tapi kalau orang yang mau berkarya dan mengembangkan potensi dirinya masih sangat jarang,” ujar Septi.

Pihak sekolah juga ikut mensupport dalam lomba tersebut. Seperti dengan cara ikut membagikan postingan di media sosial, karena penilaian salah satu lomba juga dari jumlah like yang ada.

Salah satu tantangan terbesar adalah ketika mengikuti lomba yang diadakan oleh Perpustakaan BI Provinsi Gorontalo. Karena tema lomba sendiri sangat berbeda dari latar belakang bidang yang digeluti.

Sehingga perlu effort lebih besar dalam penulisan artikel. Septi juga mengaku ia perlu membaca banyak jurnal sebagai dasar penulisannya.

“Buat anak-anak, jangan pernah berhenti belajar. Tetap semangat kejar mimpi kalian dan kembangkan potensi diri dengan maksimal,” pesan Septi. (*)

Apa Tanggapan Anda ?