MAGELANG – Sekitar dua tahun yang lalu, siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jurangombo 2 Kota Magelang, Jawa Tengah memiliki kesibukan lain. Selain diajarkan tentang ilmu pengetahuan umum, siswa juga diajarkan bagaimana untuk berkreasi. Guru mengajarkan kepada siswa tentang mengolah sampah menjadi barang yang bernilai tinggi.
Sampah yang diolah siswa tidak sembarangan. Yaitu, sampah khusus anorganik.
Kepala Sekolah SDN Jurangombo 2 Sri Istiarsih berharap, melalui program tersebut, para siswa akan paham dan mengerti arti penting dari pengolahan sampah. Terutama sampah anorganik. Sehingga muncul kepedulian untuk mengurangi produksi sampah.
“Ada sampah botol plastik, gelas plastik, hingga kardus yang dikumpulkan oleh siswa setiap hari,” katanya usai upacara bendera Senin (29/1/2018).
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jurangombo 2 Kota Magelang memang memiliki program khusus untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam mengurangi limbah sampah anorganik. Sekolah mengajak para siswa untuk mengumpulkan sampah dari hasil konsumsi makanan maupun minuman setiap harinya.
Dari hasil pengumpulan sampah tersebut, siswa kemudian diajak menuangkan kreasinya dengan membuat kerajinan tangan. Jadwal pembuatan kerajinan yakni setiap Sabtu. Dari guru menentukan dulu kerajinan apa yang akan dibuat.
“Hal itu disesuaikan dengan sampah yang terkumpul,” terangnya.
Pembuatan kerajinan dari sampah itu sendiri diberlakukan bagi siswa kelas I hingga kelas VI. Hingga saat ini, kerajinan yang sudah dihasilkan oleh siswa diantaranya vas bunga, pigura, tempat pensil, hiasan lampu, tempat tisu, bunga, dan lainnya.
“Sudah banyak yang dihasilkan. Ada yang dipajang di kelas masing-masing, di perpustakaan, ada juga yang dibawa pulang oleh siswa,” ungkapnya.
Hasil dari kreasi siswa ini mendapat perhatian Walikota Magelang Sigit Widyonindito. Iya berkesempatan melihat langsung hasil karya para siswa. Hal ini dinilai bagian dari edukasi kepada siswa terkait pengolahan sampah dengan baik.
“Dan semangat ini perlu ditularkan ke sekolah-sekolah lainnya,” kata dia.
Walikota Magelang mengapresiasi program sekolah yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir tersebut. Ia berharap, semangat ini tidak hanya diterapkan di sekolah, namun juga di lingkungan keluarga. Tidak hanya semangat musiman, tapi menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.
“Selain itu, program ini juga dapat melatih jiwa berwirausaha bagi siswa. Karena kerajinan yang dihasilkan dari sampah itu kan bisa menjadi barang bernilai ekonomi,” jelasnya.