MAGELANG – Budidaya menjadi cara penting dalam menghasilkan suatu produk pangan, terutama dalam budidaya pertanian. Hal tersebut yang kemudian mendorong mahasiswa Universitas Tidar (Untidar), Magelang, Jawa Tengah untuk mendirikan usaha budidaya pertanian dengan nama Filkin Farm
Filkin Farm: integrated farming system merupakan usaha yang dimiliki mahasiswa Universitas Tidar, A. Fakhrur Roji. Usaha ini bergerak dalam bidang budidaya pertanian terpadu dengan mengintegrasi antara peternakan, perikanan, dan pertanian sehingga tercapainya zero waste.
Filkin Farm didirikan 29 Juli 2019. Awalnya hanya budidaya hidroponik kangkung dan budidaya lele. Kemudian pada 29 Juli 2020 dinyatakan lolos pendanaan KBMI (Kegiatan Bisinis Manajemen Mahasiswa Indonesia).
Dari dana tersebut digunakan untuk mengembangkan usahanya menjadi hidroponik kangkung dan caisim yang diintegrasikan dengan kolam air lele dengan sistem bioflok. Selain itu, kolam lele yang dibudidaya juga terintegrasi dengan ayam broiler.
Fakhrur Roji (Teknik Mesin’17) menggandeng rekan-rekannya yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai bidang tersebut. Yaitu, Annisa Rizmayanti (Agroteknologi’17), Sri Widiastuti (Peternakan’17), Kabod Mulia Abadi Nugra Putra (Akuakultur’18), serta Koni Lulu Makhfia (Manajemen’18). Mereka berkolaborasi dalam usahanya agar lebih berkembang.
Sebelum KBMI proses produksi masih dilakukan secara sederhana dengan jumlah box untuk hidroponik berjumlah 100 box. Kemudian untuk budidaya lele belum menggunakan system bioflok dengan sumber daya manusia sebanyak 2 orang sebagai pengelola bisnis.
Kemudian untuk administrasi beluk dilakukan pencatatan secara terstruktur. Sedangkan, setelah KBMI jumlah box untuk hidroponik bertmbah menjadi 200 dan penambahan 2 kolam lele dengan system bioflok, serta penambahan 4 buah kandang ayam yang ketiganya dibudidayakan secara terpadu atau terintegrasi. Untuk pengelolaannya dilaksanakan oleh tim yang berjumlah 5 orang dengan pencatatan yang lebih terstruktur.
“Filkin merupakan sebuah solusi pertanian modern yang memanfaatkan limbah dari budidaya peternakan dan perikanan. Di mana limbah peternakan berupa kotoran ayam yang dioleh terlebih dahulu sebagai pakan ikan lele dan air kolam lele dimanfaatkan sebagai nutrisi sayuran kangkung dan caisim dengan metode akuaponik,” ungkap Annisa selaku PIC produksi Filkin Farm
Produk yang dihasilkan diantaranya sayur hidroponik (fresh caisim dan fresh kangkung), ikan lele mutiara, fresh lele dan fresh ayam. Serta memiliki produk turunan seperti kripik sayur, ayam mesre, lele kering,
“Hadirnya Filkin Farm di tengah masyarakat yaitu agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi di tengah pandemi. Kami akan selalu mengembangkan usaha kami dengan menghadirkan teknologi yang mempermudah proses produksi dengan hasil yang lebih bagus lagi. Tentunya akan terus menambah lahan proses produksi agar terus membuka pekerjaan bagi pemuda di lingkungan rumah produksi kami,” pungkas Fakhrur selaku founder dari Filkin Farm. (Siedoo)