MAGELANG – Akademi Militer (Akmil) melakukan Pembinaan Mental (Bintal) bagi seluruh prajurit TNI AD dan organik Akmil, Jumat (23/10/2020). Kegiatan tersebut sebagai wahana untuk memelihara dan meningkatkan kualitas mental spiritual, ideologi, dan kejuangan.
Hadir dalam pelaksanaan Bintal ini Wakil Gubernur Akmil Brigjen TNI I Gde Agit Thomas, Para Pejabat Distribusi Akademi Militer dan personel yang hadir para Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS organik Akmil. Serta organik Akmil berjumlah 250 orang dan 296 Taruna Tingkat III.
Brigjen TNI I Gde Agit Thomas membacakan sambutan Gubernur Akmil Mayjen TNI Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos., M.Tr. (Han). Dikatakan maksud dan tujuan diadakannya Bintal Fungsi Komando ini adalah untuk mengimplementasikan perintah pimpinan Angkatan Darat.
“Utamanya dalam memelihara dan meningkatkan kualitas mental spiritual, ideologi dan kejuangan Prajurit maupun PNS TNI AD, khususnya Akademi Militer,” katanya.
Disampaikan Brigjen TNI I Gde Agit Thomas berharap, kegiatan Bintal Fungsi Komando seperti ini, akan meningkatkan nilai kecintaan terhadap satuan. Juga semakin meningkatkan semangat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai dinamika tantangan tugas.
“Serta dapat memberikan nilai manfaat bagi organik dan Taruna-Taruni Akademi Militer,” harapnya.
Sementara itu, Kapenhumas Akmil Letkol Arm Kukuh Dwi Antono, S.I.P. mengungkapkan penyelenggaraan Bintal Fungsi Komando mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan guna mewujudkan mental yang tangguh bagi prajurit.
“Kegiatan ini menitikberatkan pada peningkatan keimanan/ketakwaan, nasionalisme dan militansi prajurit guna mendukung tugas pokok TNI AD,” ungkapnya.
Dalam penjelasannya Brigjen TNI Edison mengatakan, globalisasi telah memengaruhi sikap masyarakat Indonesia yang memiliki ciri khas gotong-royong. Saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi individualis.
“Mereka tidak peduli lingkungannya, kurang bersosialisasi, lebih memilih dunia maya sebagai tempat untuk bersosialisasi. Sehingga kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya bahkan cenderung anti sosial,” ujarnya.
Brigjen TNI Edison memaparkan lupa budaya dan tradisi mengakibatkan mulai lunturnya jati diri bangsa akibat dipengaruhi budaya asing, budaya konsumtif dan hedonisme.
“Sehingga berbagai teknologi dan kemudahan dalam berbelanja diberikan kepada masyarakat secara gratis sehingga menimbulkan sifat konsumerisme dan hedonisme,” paparnya.
Di akhir kegiatan Brigjen TNI Edison menyimpulkan, seorang prajurit yang bermental tangguh memiliki kondisi jiwa yang kuat, ulet, pantang menyerah. Semua itu diwujudkan dalam setiap perilaku ataupun perbuatan seorang prajurit di lapangan dalam pengabdian kepada NKRI.
“Yang didasari dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilaksanakan dengan tulus, sabar, dan ikhlas,” pungkasnya. (Siedoo)