BANDUNG — Unit Pelaksana Teknik (UPT) Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih akreditasi A dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Capaian tersebut merupakan bukti bahwa Perpustakaan ITB sudah memenuhi standar terbaik untuk sebuah perpustakaan. Demikian diungkapkan Kepala UPT Perpustakaan ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono di laman itb.ac.id (11/6/2020).
“Pengumuman akreditasinya sudah disampaikan oleh Perpusnas kepada kami, hanya karena pandemi, sertifikatnya belum kami ambil,” ujar Dr. Yuli.
Dr. Yuli mengungkapkan, raihan akreditasi A merupakan skor tertinggi akreditasi perpustakaan. Dikatakan pula, penilaian akreditasi yang dilakukan Perpusnas meliputi beberapa aspek, 5 di antaranya yaitu aspek sumber daya manusia, manajemen keuangan, sarana prasarana, serta koleksi buku cetak, dan elektronik. Semua itu kemudian dinilai dengan parameter yang telah ditetapkan.
“Seperti umumnya akreditasi lainnya, pihak Perpusnas atau tim penilai datang ke Perpustakaan ITB pada bulan Januari 2020. Penilaian dilakukan dari pagi hingga malam untuk melihat kondisi secara riil tata kelola Perpustakaan ITB,” jelas Dr. Yuli.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa kegiatan akreditasi perpustakaan tidak dilakukan secara rutin. Terakhir perpustakaan ITB diakreditasi yaitu pada tahun 1980. Tentu itu telah lama sekali dan saat ini telah banyak perubahan sehingga perlu diakreditasi ulang. Dr. Yuli mengatakan bahwa Jajaran Perpustakaan ITB merasa lega karena telah melakukan yang terbaik untuk perkembangan Perpustakaan ITB.
Menuju Unconventional Library
Seiring dengan perubahan zaman, dan kehadiran teknologi yang menuntut perubahaan pada berbagai aspek, Perpustakaan ITB kini tengah mengembangkan konsep yang disebut unconventional library. Maksudnya adalah perpustakaan yang tidak hanya sebagai tempat meminjam buku. Perpustakaan perlu mendukung riset dosen dan mahasiswa.
“Kami akan mendukung berupa layanan perangkat lunak pengecekan plagiarisme serta perunutan rujukan dalam suatu karya tulis atau reference citation manager,” ujarnya.
Hal tersebut, dijelaskan Dr. Yuli sebagai sebuah inovasi dalam perpustakaan modern. Perpustakaan ITB juga secara progresif akan melengkapi koleksinya berupa buku fisik maupun buku dan paper digital untuk mendorong produktivitas riset Sivitas Akademika ITB. (Siedoo)