Siedoo, Sebuah fenomena menakjubkan sempat terlihat ketika muncul dalam sebuah program “SiNau Bareng Jateng Pintar”, saat ini. Program yang diinisiasi Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah ini sungguh menarik.
Program SiNau Bareng Jateng Pintar mirip program sukarelawan guru mengajar. Guru se-Jawa Tengah diberikan kesempatan untuk mengajar secara daring. Di mana BPTIK Disdikbud Jawa Tengah menyediakan “ruang virtual” menggunakan platform Microsoft Teams.
Ruang Virtual SiNau Bareng Jateng Pintar menyediakan pembelajaran untuk SD (Kelas 4 dan 5), SMP (Kelas 7 dan 8), SMA (Kelas 10 dan 11), serta SMK (Kelas 10 dan 11). Ruang virtual ini mempertemukan guru dari daerah lain dengan siswa yang berasal dari daerah lain pula.
Uniknya, guru tidak melulu mengajar siswanya yang ada di sekolahnya sendiri. Karena di sini siswa bisa berasal dari beberapa kabupaten dan kota. Tampak semakin tinggi jenjang sekolahnya, semakin banyak yang mengikuti kelas virtual ini. Kemungkinan karena lebih banyak siswa SMA/SMK yang telah memiliki perangkat smartphone.
Dalam kegiatan tersebut tampak bagaimana cara siswa menggunakan platform Microsoft Teams untuk mengikuti SiNau Bareng Jateng Pintar ini. Terungkap, proses mereka sampai ke ruang virtual ini sebagian besar mendapat informasi program itu dari guru-guru mereka.
Para guru hanya membagikan tautan yang dibuat oleh BPTIK, tanpa menjelaskan lebih lanjut bagaimana program ini diikuti. Namun ternyata para siswa bisa bergabung hanya dengan petunjuk harus meng-install Microsoft Teams di smartphone sebelum mengikuti kelas ini.
Dalam hal penggunaan Microsoft Teams ketika kelas virtual ternyata para siswa itu lebih pintar. Seolah memiliki “kemampuan alami” dalam menggunakan sistem ini. Maka dapat dikatakan mereka benar-benar menjadi “Digital Native”.
Dalam mengajukan pertanyaan langsung di “ruang obrolan” via microphone mereka pun lancar menggunakannya. Bahkan ketika fitur kamera digunakan dengan baik, wajah mereka pun muncul apik di layar. Beberapa pertanyaan tentang tugas Belajar di Rumah disampaikan dengan cerdas.
Program SiNau Bareng Jateng Pintar telah menjadi “penyelamat” bagi siswa yang bingung atas tugas yang diberikan gurunya secara daring. Sekaligus program ini menjadi forum diskusi, di mana para siswa tidak bisa berdiskusi secara langsung dengan gurunya di sekolah karena sedang Work from Home.
Kemampuan siswa sebagai “Digital Native” harus diseimbangkan dengan etika di ruang digital. Maka Literasi Digital harus digalakkan karena akan menjadi bekal masa depan siswa mengarungi dunia digital. Karena ruang ini menjadi ruang yang sangat istimewa bagi para pelajar. Sehingga terbukti program SiNau Bareng Jateng Pintar mampu mempertemukan siswa dari seluruh Jawa Tengah dengan guru yang mengajar secara virtual. Maju terus Jawa Tengah! (*)