Siedoo.com -
Opini

Pentingnya Penerapan Budaya Literasi Pada Siswa Sekolah Dasar

Siedoo, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, membicarakan berbagai kegiatan untuk menumbuhkan budi pekerti pada siswa. Berdasakan hal itu, Gerakan Literasi merupakan gerakan yang bertujuan untuk memupuk kebiasaan dan motivasi membaca siswa agar mampu menumbuhkan budi pekerti melalui buku bacaan.

Berbicara tentang membaca, sekarang ini jarang sekali guru yang mengajarkan siswanya untuk membaca terlebih dahulu materi yang akan disampaikan. Seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran biasanya hanya berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus, yang dianggap sebagai panduan pada proses pembelajaran. Bahkan ada juga guru yang hanya mengandalkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sumber belajar tanpa memperhatikan kebutuhan siswa.

Teladan Gemar Membaca

Pada era globalisasi ini, seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswa dalam hal gemar membaca. Karena dengan keteladanan guru seperti banyak membaca di perpustakaan sekolah atau banyak membaca di ruang guru dapat menimbulkan minat baca peserta didik. Peserta didik biasanya cenderung melihat, mengamati dan meniru setiap perilaku yang dilakukan oleh seorang guru.

Budaya literasi ini sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan, bahkan ada yang mengatakan budaya literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan.

Menurut Lerner (1988:349), kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penanaman budaya literasi harus dilakukan sedini mungkin terutama pada siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Dengan penerapan budaya literasi sedini mungkin diharapkan mampu menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya.

Baca Juga :  Kemendikbudristek Gelar Mudik Asyik Baca Buku di 5 Titik, Mana Saja?

Optimalkan Perpustakaan Sekolah

Dalam hal ini sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan budaya literasi siswa. Oleh karena itu, sekolah harus memfasilitasi sarana dan prasarana yang mampu mengembangkan bakat dan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan literasi. Melalui pengoptimalan fungsi perpustakaan sekolah dapat menjadi solusi untuk menumbuhkan minat siswa dalam melakukan kegiatan literasi tersebut.

Bentuk dari pengoptimalan fungsi perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Koleksi Perpustakaan
Salah satu faktor pendukungnya adalah koleksi perpustakaan yang ada di sekolah dasar. Dengan memperbanyak bahan koleksi buku-buku yang mendukung kegiatan pembelajaran diharapkan mampu menarik siswa untuk datang ke perpustakaan.

2. Ruang Baca
Perpustakan harus mempunyai ruangan sendiri, meja, dan sebagainya untuk menunjang kegiatan perpustakaan tersebut.

3. Sistem Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan sekolah diprioritaskan untuk selalu ada yang menjaga dan melayani siswa. Apakah mereka berkunjung untuk membaca di ruang perpustakaan atau meminjam buku, mengembalikan buku atau perdendaan buku bagi yang melanggar atau telat mengembalikan. Sistem pelayanan diupayakan sebaik mungkin melalui penjadwalan yang teratur.

Dengan adanya faktor-faktor pendukung sebagai bentuk dari pengoptimalan fungsi perpustakaan, bisa dikatakan sekolah telah memenuhi kebutuhan siswa. Dalam hal ini berupa fasilitas pendukung yang dapat menumbuhkan bakat dan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan literasi. (*)

Nelly Ulfa Ningrum
Mahasiswi Jurusan PGMI
IAIN Pekalongan, Jawa Tengah

Apa Tanggapan Anda ?