Siedoo, Untuk menciptakan generasi berkarakter digalakkan pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan, baik formal maupun nonformal. Maka keluarga sebagai lembaga pendidikan informal tentu harus melakukan pendidikan karakter untuk mendukung tercapainya generasi berkarakter.
Pendidikan karakter tidak lepas dari pengajaran tata krama. Bahkan pengajaran tata krama dalam keluarga seharusnya memiliki posi yang lebih besar. Karena waktu anak di rumah dan di masyarakat tentu lebih banyak. Terlebih, anak belum duduk di bangku pendidikan formal.
Tidak dapat dipungkiri mengajarkan tata krama pada anak usia dini pastinya membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang. Sehingga memungkinkan bila nilai-nilai sopan santun dan keramahan kita kenalkan tiap hari, maka anak akan menyerap dan mengikuti apa yang kita ajarkan. Karena pada usia dini kemampuan anak untuk menyerap segala sesuatu yang ada di depan mereka sangat cepat.
Dalam mengajarkan tata krama, sudah pasti dibutuhkan ekstra kesabaran dan konsekuensi. Konsekuansi dimaksud adalah orang tua untuk tidak melanggar sendiri apa yang telah diajarkan pada anak. Pasalnya, jika kita melanggar, anak-anak malah akan menjadi bingung dan tidak akan mengikuti tata krama yang diajarkan selanjutnya.
Berikut contoh-contoh tata krama sederhana yang perlu diajarkan pada anak sejak ia berumur lima tahun. Contoh di sini adalah sebagai tata krama dasar bagi anak-anak usia dini.
1.Membiasakan Anak Mengatakan “Tolong” dan “Terima Kasih”
Tolong dan terima kasih bisa diajarkan pada anak, bahkan sebelum ia bisa berbicara. Hal ini perlu dicontohkan secara nyata. Misalnya ketika si ibu ingin mengajari anak mengumpulkan mainan, mintalah dengan berkata: “Tolong adik, masukkan ke sini mainannya!”
Kemudian setelah mainannya dimasukkan tempat yang disediakan, sang ibu sebaiknya mengucapkan: “Terimakasih adik.”
2. Membiasakan Menutup Mulut saat Bersin atau Batuk
Bersin atau batuk merupakan ‘ketidaksengajaan’ menyebar virus dari mulut dan hidung. Virus dapat menular ke orang lain dengan cepat melalui udara. Bersih atau batuk dengan tidak menutup hidung dan mulut merupakan tindakan kurang sopan, terlebih di depan banyak orang.
Maka biasakan anak untuk menutup hidung dan mulut dengan kedua tangannya saat mereka bersin atau batuk. Pembiasaan ini sangat berguna bagi anak-anak hingga mereka dewasa kelak dan di mana pun.
3.Mengetuk Pintu Sebelum Masuk Kamar Orang Lain
Kebiasaan muncul karena pembiasaan yang dilakukan sejak kecil. Demikian pula kebiasaan mengetuk pintu sebelum masuk kamar orang lain atau ruangan. Pembiasaan mengetuk pintu kamar orang tua atau saudaranya di rumah mengajarkan sopan santun di rumah.
Kebiasaan ini akan berlanjut hingga dewasa. Sehinga kelak ketika bertamu, dipanggil atasan, masuk ruang rapat, ruang kantor dan sebagainya, dia akan mengetuk pintu lebih dahulu.
4. Mengucapkan Salam dan Permisi
Mengucapkan salam kepada siapa pun saat bertemu perlu dibiasakan kepada anak. Misalnya saat bertamu, ketemu saudara, bahkan ketika masuk rumah. Selain itu juga mengucapkan ‘permisi’ saat melewati banyak orang.
Namun dapat dipahami kadang anak belum memiliki kesabaran dalam hal itu, maka harus diajarkan. Harus diajarkan pula, mengucapkan permisi itu harus diucapkan dengan nada lembut.
5. Minta Izin Dulu, Sebelum Mengambil Sesuatu
Bagian dari sopan santun adalah anak-anak harus bertanya atau meminta izin sebelum mengambil sesuatu yang bukan milik mereka, bahkan termasuk barang milik orangtuanya. Kebiasaan ini harus diajarkan sejak kecil, agar anak menjadi terbiasa.
6. Minta Maaf dengan Tulus
Bila anak melakukan kesalahan, sebaiknya diingatkan. Kemudian ajarkan untuk minta maaf dengan tulus. Karena kata maaf tidak ada artinya jika dia terpaksa mengatakannya pada orang tua atau orang lain.
Perlu ditanamkan juga bahwa sikap empati merupakan keterampilan hidup yang harus dimiliki siapa pun. Sehingga dia akan memelihara rasa empati hingga hidup bermasyarakat kelak.
7. Mengajarkan Anak Bisa Membantu dan Menjadi Penyayang
Contoh sederhana mengajarkan anak bisa membantu dan menjadi penyayang misalnya membukakan pintu saat ada tamu. Membantu membawakan barang belanjaan yang ringan, menyayangi keluarga dan teman sebayanya adalah contoh sopan santun yang bisa dilakukan anak.
Nah, seluruh kebiasaan yang diajarkan kepada anak di atas bisa menjadi hal istimewa bagi anak. Yaitu pendidikan dari orangtua yang membuat mereka nyaman dengan diri mereka sendiri. Sudah barang tentu dengan mempraktikkan tata karma itu dalam kehidupan sehari-hari, maka anak akan lebih disukai orang lain.
Yang terpenting, ketika orangtua sudah cukup baik mengajarkan tata krama pada anak-anaknya, maka ketika anak bergaul di masyarakat, tata krama tersebut yang akan menjadi pedoman kehidupannya. (*)
Narwan Siedoo