Siedoo.com - Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu. I foto : ist
Nasional

Kaum Perempuan Didorong Paham Literasi Keuangan

JAKARTA – Perempuan tidak lagi berkutat hanya sebagai pengatur keuangan keluarga, bahkan lebih dari itu. Kaum perempuan Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian negara. Meski demikian, kemandirian kaum perempuan belum didukung oleh keahlian dalam mengelola keuangan.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019 (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan indeks literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 36,13 persen.

Karenanya, Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan, menjadi penting apabila perempuan mampu, berdaya dan menjadi setara dengan laki-laki dalam bidang ekonomi, utamanya dalam memperoleh akses program pelatihan atau literasi terkait pengelolaan keuangan.

“Di era informasi ini, upaya dan peluang perempuan di sektor ekonomi seharusnya lebih besar karena memungkinkan untuk bekerja di rumah dan berperan dalam ekonomi keluarga. Apalagi bagi perempuan di akar rumput yang jumlahnya cukup besar,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, peningkatan ekonomi bagi perempuan juga mendukung program penguatan keluarga.  Masalah-masalah dalam keluarga, seperti kekerasan terhadap perempuan atau anak akan jauh berkurang karena suami dan istri bersama-sama berperan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dalam keluarga.

Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, Sondang Martha mengatakan umumnya, perempuan adalah penentu arah kesejahteraan ekonomi keluarga. Namun, terdapat tiga tantangan dalam melakukan edukasi keuangan bagi perempuan.

“Pertama, perempuan beranggapan bahwa mereka tahu cara mengelola keuangan dengan baik, padahal sebenarnya mereka hanya tahu cara mengelola keuangan mereka secara standar,” tandasnya.

Kedua, tambahnya, sebagian besar program pendidikan keuangan adalah kegiatan yang ‘berdiri sendiri’. Padahal, perempuan membutuhkan lebih banyak program yang dilakukan secara berkelanjutan.

“Ketiga, target program pelatihan yang dilakukan masih terbatas dalam frekuensi dan cakupan,” tutur Sondang.

Baca Juga :  Terlalu Banyak Konten, Kurikulum 2013 Perlu Dievaluasi

Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan, program Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan juga merupakan salah satu misi utama Prudential Indonesia untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.

“Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan yang dilakukan secara berkelanjutan dapat memberdayakan perempuan Indonesia dalam mengelola dan mewujudkan keuangan keluarga yang sehat,” akunya.

Kegiatan ini juga merupakan perwujudan salah satu misi utama Prudential Indonesia, yaitu membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dengan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kesejahteraan, dan kesehatan yang menyeluruh.

Senada dengan Jens Reisch, Pribudiarta berpendapat bahwa dunia usaha ikut bertanggungjawab memajukan pengetahuan keuangan untuk keluarga.

“Dalam upaya optimalisasi peran perempuan menuju kesetaraan dalam bidang ekonomi, keterlibatan dunia usaha sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Melalui pelatihan ini perempuan diharapkan menjadi lebih paham dalam merencanakan, mengelola, dan memproteksi keuangan dengan lebih baik.

“Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi perempuan yang sedang menjalankan usaha,” tutup Pribudiarta.

Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan 2019, belakangan ini, merupakan hasil sinergi antara Kemen PPPA dengan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).

Hal ini demi mengoptimalkan kemampuan perempuan dalam mengatur keuangan keluarga. Utamanya, dalam perencanaan keuangan, pemetaan risiko, hingga menjadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?