MAGELANG – Saat ini Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengalami kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama tenaga penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang hanya berjumlah 47 orang.
“Kita juga sudah sampaikan kepada Pak Kepala BKKBN mengenai kurangnya SDM kita ini. Jadi kalau kita lihat dengan jumlah wilayah yang ada di Kabupaten Magelang, 372 desa ini dengan kondisi SDM kita yang hanya 47 tentunya hanya sekitar 7 persen,” kata Bupati Magelang Zaenal Arifin.
Dengan data itu, artinya satu penyuluh harus mengawal 7-8 Desa. Tentunya ini akan sangat kurang. Zaenal juga sangat mengapresiasi kepada Kepala BKKBN yang akan mengintervensi langsung di seluruh sektor, dengan berkomunikasi langsung pada Kementerian Pendidikan mengenai program terobosan terbarunya itu.
“Sehingga ini akan menjadi tanggung jawab bersama, gotong royong bersama untuk menyiapkan generasi-generasi yang hebat,” jelasnya.
Bupati menyampaikan itu saat pembinaan program BKKBN bagi penyuluh Keluarga Berencana (KB) se-eks Karesidenan Kedu, di Pendopo Soepardi, Setda Kabupaten Magelang. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan segera membuat sejumlah terobosan baru (rebranding).
Diantaranya, akan memasukkan program pendidikan kesehatan reproduksi pada kurikulum sekolah dari jenjang SD hingga SLTA/SMA. Rencananya program tersebut akan dimasukan pada pendidikan Jasmani atau yang lainnya.
“Saat ini kami sedang mengumpulkan para deputi, saya juga sudah berkomunikasi dengan pak Menteri Pendidikan soal hal tersebut. Pada perinsipnya sudah oke,” jelas Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.
Pada Desember nanti, diharapkan sudah bisa terlaksana. Terkait pendidikan kesehatan tersebut, kata Hasto, tidak hanya membahas soal pendidikan sex saja. Namun lebih umum lagi yakni mengenai soal kesehatan reproduksi.
“Paling tidak bulan Desember sudah siap materinya. Minimal brif materi itu,” urainya.
Ia berharap, anak-anak jadi mengetahui soal siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Karena sangat naif apabila anak umur 12 tahun yang sudah menstruasi, tapi tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
Adapun terkait rebranding BKKBN ini, Hasto juga akan memperbaharui soal lagu (mars) Keluarga Berencana. Ia akan mengevaluasi soal lagu atau mars KB karena sudah tidak sesuai dengan kondisi zaman. Ia ingin agar lagu atau mars KB lebih mengena ke hati generasi muda.
“Selain itu mengenai logo juga akan kami lombakan. Intinya kami ingin menyesuaikan dengan selera kaum milenial,” katanya.
Mengenai eksistensi para penyuluh KB sendiri, pihaknya juga akan melakukan riset. Ia akan mencari tahu tanggapan publik soal kinerja mereka. (Siedoo)