SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penuh program beasiswa dari Pemkot Surabaya, Jawa Timur untuk siswa kurang mampu agar bisa berkuliah di ITS. Beasiswa yang disediakan terdapat beberapa program.
“Sebenarnya banyak sekali program di ITS yang bisa diikuti oleh mereka. Mulai dari program vokasi atau sarjana terapan, sarjana, pelatihan atau sertifikasi, dan lain sebagainya,” kata Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.
Rektor menyampaikan itu saat ITS bergerak bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan sejumlah dunia usaha berdiskusi untuk mengawali kerjasama sebuah program beasiswa guna memutus rantai kemiskinan tersebut di Ruang Sidang Utama, Gedung Rektorat ITS. Guru besar Teknik Elektro ini mengingatkan, selain dari pihak Pemkot Surabaya dan jajaran pimpinan ITS, diskusi ini juga mendatangkan beberapa perwakilan dari perusahaan yang ada di Kota Surabaya dan sekitarnya.
“Harapannya, perusahaan-perusahaan tersebut bisa menerima para lulusan program beasiswa dari Pemkot Surabaya sesuai dengan apa yang mereka butuhkan,” kata rektor.
Untuk diketahui, rantai kemiskinan yang masih ada di sejumlah kota di Indonesia, termasuk di Surabaya, memang harus segera diputus. Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT menjelaskan bahwa salah satu cara untuk memotong garis kemiskinan yaitu dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu secara ekonomi.
“Sehingga mereka nantinya bisa langsung mendapatkan pekerjaan dan dapat meningkatkan status sosial ekonomi keluarganya,” papar perempuan yang kerap disapa Risma ini.
Namun, masih banyak stigma yang beredar dalam masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentu membutuhkan biaya yang besar. Mengatasi hal tersebut, Risma mengaku sampai mendatangi anak-anak yang sebenarnya secara akademik bagus tetapi tidak melanjutkan pendidikannya. Dan ia pun membujuk mereka agar mau untuk melanjutkan pendidikannya.
Risma juga menjelaskan, saat ini telah banyak sekali program dari Pemkot Surabaya yang telah berhasil memutus rantai kemiskinan. Selain melalui program beasiswa pendidikan, terdapat juga pembinaan dalam hal start up atau kewirausahaan.
“Bahkan saat ini, beberapa dari mereka omzetnya sudah mencapai puluhan juta rupiah,” ungkap perempuan yang juga alumnus ITS tersebut.
Risma mengatakan, sebenarnya kualitas kerja dari anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu tersebut sangat luar biasa.
“Mereka rajin, loyal, dan dapat membantu keluarganya atau lingkungannya,” tutur perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Wali Kota Terbaik Ketiga Sedunia ini. (Siedoo)