Siedoo, Secara umum krokot (Portulaca L.) merupakan gulma yang mengganggu tanaman pertanian. Di beberapa daerah tanaman ini (spesies Portulaca oleraea) dijadikan bahan makanan seperti dibuat pecel.
Di daerah tropis, krokot banyak tumbuh di berbagai tempat baik tanah vulkanis, berpasir, tanah liat, terlebih di tanah humus. Belum banyak yang mengetahui manfaat tanaman gulma jenis ini.
Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut tentang manfaat tanaman berbatang lunak ini, secara maksimal. Misalnya dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional dan kecantikan, seperti dilakukan oleh mahasiswa Universitas Medan (Unimed).
Para mahasiswa ini diketuai oleh Emelia Ginting (Pend. Biologi) dengan anggota tim Isti Ullfa Parinduri (Pend. Fisika) dan Riri Syavira (Pend. Kimia). Dengan bimbingan dosen pendamping Dr. Rita Juliani, M.Si dalam tim PKM-PE, para mahasiswa ini menciptakan Hair Tonic Ekstrak Krokot.
“Guna meningkatkan keberdayagunaan dari tanaman krokot tim kami mengolah tanaman gulma ini menjadi salah satu produk kecantikan berupa hair tonic,” kata Emelia Ginting di laman unimed.ac.id.
Emelia mengatakan, pembuatan hair tonic dari tanaman krokot tidak hanya bermanfaat sebagai produk kecantikan. Tetapi lebih lanjut dapat mengurangi gulma pada tanaman budidaya masyarakat. Hair tonic ekstrak krokot bermanfaat dan memberikan keuntungan pada kecantikan rambut sebagai mahkota kepala.
“Penelitian yang kami lakukan saat ini masih berupa pembuatan hair tonic menggunakan krokot. Ke depannya kami akan mengembangkan tanaman krokot jadi berbagai macam varian produk kecantikan,” jelas Emelia.
Sementara itu dosen pembimbing Dr. Rita Juliani, M.Si mengatakan pembuatan hair tonic krokot baru dilakukan dengan skala laboratorium. Dengan adanya penelitian tim ini, krokot tidak lagi dipandang sebagai tanaman gulma.
“Namun sebaliknya, tanaman krokot dapat bermanfaat sebagai produk kecantikan, salah satunya dijadikan hair tonic,” kata Rita Juliani. (*)