Siedoo.com -
Internasional Tokoh

Berikut Pelajar Indonesia Berprestasi, Memenangkan Google Kompetisi 

JAKARTA – Perusahaan Google Indonesia memberikan perhatian lebih kepada para pelajar yang memiliki prestasi. Seperti yang ditunjukkan kepada tiga pelajar dari beberapa daerah, yang memiliki kemampuan di atas rata – rata. Mereka mampu unggul dengan pelajar lain di dalam kompetisi yang digelar oleh perusahaan internasional itu.

Di kompetisi Google Science Fair (GSF), Celestine Wenardy dan Nicholas Patrick dari Indonesia telah terpilih dari 100 finalis internasional, itu termasuk 34 orang dari Asia Pasifik. Mereka masing-masing akan mendapatkan hadiah satu unit Chromebook.

GSF adalah sebuah kompetisi sains online yang terbuka bagi pelajar berusia 13-18 tahun dari seluruh dunia melalui kerja sama dengan Lego Foundation, National Geographic, Scientific American, dan Virgin Galactic.

Celestine, seorang pelajar berusia 16 tahun dari British School di Jakarta, melakukan penelitian tentang “Affordable non-invasive continuous blood glucose concentration monitoring via interferometry and thermal technology”. Nicholas, seorang pelajar berusia 16 tahun dari SMA Cita Hati di Surabaya, Jawa Timur mendaftarkan karya tentang “Tetrahedral shoelace algorithm: Calculating the volume of irregular solids”.

Pada babak terakhir GSF, peserta akan diseleksi lagi menjadi 20 finalis perorangan/kelompok yang akan memenangkan kesempatan untuk mempresentasikan penelitian mereka di kantor pusat Google. Pemenang Hadiah Utama akan mendapatkan dana beasiswa sebesar 50.000 USD.

Adapun di ajang Google Code-in (GCI), Indonesia juga memiliki satu pemenang di tahun 2018 – Reza Juliandri, seorang pelajar berusia 17 tahun dari SMKN 5 Tangerang, Banten. GCI adalah kompetisi pemrograman tahunan yang mengenalkan pelajar pra-kuliah (usia 13-17) pada pengembangan software open-source. 

Sejak tahun 2010, lebih dari 8.000 pelajar dari 107 negara telah menyelesaikan lebih dari 40.000 tugas open-source. Pada tahun 2018, terdapat 15.323 tugas yang diselesaikan bersama 27 organisasi open-source.

Reza adalah salah satu dari 54 pemenang Hadiah Utama dari 19 negara yang bersama-sama telah berhasil menyelesaikan 1.668 tugas. Bulan depan, Reza akan menghadiri acara penutupan yang diadakan pada 27 Juni 2019 di kantor pusat Google di California untuk bertemu dengan para mentor mereka dan beberapa engineer Google. 

“Kami sangat bangga dengan prestasi anak-anak muda Indonesia ini,” demikian pernyataan Jason Tedjasukmana, Corporate Communications Head dari Google Indonesia, saat menyambut mereka di kantor Google Indonesia di Jakarta, sesuai Siaran Pers yang diterima Redaksi Siedoo. 

Reza Juliandri – Pemenang Google Code-in 2018; Randy Jusuf – Managing Director Google Indonesia; Celestine Wenardy – Finalis Internasional Google Science Fair 2019; dan Nicholas Patrick – Finalis Internasional Google Science Fair 2019 berfoto bersama di kantor Google Indonesia. foto : Siaran Pers Google Indonesia

Selain pelajar, ada juga dari kalangan mahasiswa yang berprestasi. Di ajang Google Summer of Code (GSoC): lima mahasiswa dari Indonesia diterima masuk ke program ini pada tahun 2019, meningkat dari tiga orang di tahun 2018. GSoC adalah sebuah program global yang bertujuan memperkenalkan semakin banyak pelajar ke dunia pengembangan software open-source.

Mereka akan bekerja di organisasi open-source dalam proyek pemrograman selama tiga bulan di masa liburan mereka. Mereka akan menerima uang saku, bertemu dengan orang-orang baru, mengembangkan keahlian baru, dan bekerja bersama para mentor dari seluruh dunia. Tahun ini adalah tahun ke-15 dari program ini.

Baca Juga :  Pelajar Indonesia Tiongkok Tampilkan Tari Mongolia

“Kami merasa terinspirasi dengan semakin banyaknya pelajar Indonesia yang berkompetisi di ajang global. Dan ini adalah sebuah tren yang ingin terus Google dukung di masa mendatang. Kami mengucapkan selamat kepada para pelajar yang suatu saat akan mengubah dunia ini,” jelas Jason Tedjasukmana.

Sementara itu, Google terus mendukung warga Indonesia dari segala usia dengan program-program. Seperti Gapura Digital, Womenwill, dan Developer Student Clubs untuk membantu mengurangi kesenjangan keterampilan digital dan mempercepat momentum ekonomi digital Indonesia. (Siedoo) 

Apa Tanggapan Anda ?