MAGELANG – Runtuhnya atap sekolah dasar MI Ma’arif Tanjunganom, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menyebabkan siswa harus menggunakan teras masjid Al Muttaqien di sekitar sekolah. Kegiatan kegiatan belajar mengajar yang yang dilaksanakan di luar ruang kelas ini terpaksa dilakukan karena khawatir peristiwa ambrolnya atap tersebut terulang.
Kondisi seperti ini dirasakan oleh beberapa guru menjadi kurang baik dan tidak kondusif bagi proses belajar siswa. Namun sampai saat ini, belum ada kejelasan kapan ruang kelas dapat direnovasi sehingga bisa dipergunakan kembali.
“Kami belum tahu, sampai kapan KBM ini berlangsung di masjid,” kata Kuntato, salah satu guru.
Ia mengaku belajar dengan menggunakan area publik seperti ini banyak kendala yang sering dijumpai. Lebih jauh Kuntato menjelaskan, selama proses belajar siswa yang mengikuti pelajaran menjadi kurang fokus pada materi yang disampaikan.
“Belajar disini, ada orang lewat saja siswa pada menengok,” jelasnya.
Selama ini, sekolah juga sudah mengajukan bantuan namun belum mendapatkan perhatian. Pihak sekolah berharap, ambrolnya ruang sekolah ini dapat segera dapat segera ditangani dengan serius. Sehingga, fasilitas berupa ruang kelas yang memang merupakan hak para siswa, dapat segera dipergunakan kembali.
Kekhawatiran guru dan orang tua jika KBM ini berlangsung semakin lama di ruang publik juga menjadi perhatian tersendiri. Hal ini dikarenakan siswa yang telah duduk dibangku kelas VI sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional (UN). Mereka butuh lebih banyak ruang dan waktu untuk belajar dan berkonsentrasi penuh pada materi yang ada. Sehingga dapat mempersiapkan diri untuk menhadapi UN.
“Semoga segera mendapat perhatian agar bisa diperbaiki ruang kelas yang ambrol,” kata dia yang menjadi pengajar mata pelajaran Agama Islam.
Baca : Atap Kelas Ambrol, Dua Siswa Terluka