PEKANBARU – Guna meningkatkan minat baca masyarakat, SMAN 7 Pekanbaru, Riau, membuat terobosan baru dengan menciptakan Mobil Literasi Pelita Harapan. Untuk mengoperasikannya, para guru secara sukarela bergantian membawa mobil literasi tersebut. Mobil yang digunakan adalah milik pribadi guru yang tergabung dalam kelompok literasi ini.
“Saya katakan kepada teman-teman guru yang terlibat di dalam mobil literasi ini, bersedekah dan sholat adalah kewajiban kita sebagai manusia. Yang kita lakukan ini adalah bersedekah ilmu. Saya sangat mengapresiasi peran guru-guru tersebut,” kata Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Nurhafni dalam siaran persnya.
Mobil tersebut sempat dipamerkan dalam acara Pekan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di kota setempat belakangan ini. Hal tersebut menjadi daya tarik dari para pengunjung.
Dinyatakan kembali, lima bulan lalu ia bersama guru-guru berinisiatif membuat mobil literasi. Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap literasi guna mengembangkan minat baca masyarakat.
Dijelaskan, imbauan 15 menit membaca yang dicanangkan pemerintah, kata Nurhafni, sudah diterapkan di sekolahnya. Kini saatnya sekolah memberikan sumbangsih kepada masyarakat.
“Sekarang kami turut memberikan sumbangsih pemikiran bagaimana caranya mengembangkan minat membaca masyarakat. Khususnya, anak-anak di luar sekolah,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk menjangkau masyarakat, mobil literasi tersebut dihadirkan setiap dua minggu sekali dalam acara hari bebas kendaraan bermotor, di jalan protokol Alun-alun Kota Pekanbaru, Riau.
“Momen kebersamaan orang tua bersama anaknya banyak ditemui saat hari bebas berkendara. Itu momen yang tepat untuk menjangkau anak-anak. Respon masyarakat pun sangat bagus, setiap kali kami hadir di hari bebas berkendara selalu ramai yang mengunjungi,” terangnya.
Buku-buku yang tersedia di mobil literasi ini adalah buku yang ada di perpustakaan SMAN. Jumlahnya sekitar 500-an judul lebih.
“Buku-buku ini merupakan sumbangan dari luar sekolah maupun sumbangan dari murid,” ucapnya.
Ia mengatakan, setiap tahun ajaran baru sekolahnya melaksanakan program Satu Anak Satu Buku. Pada program ini, para siswa membawa minimal satu buku untuk disumbangkan ke perpustakaan sekolah.
“Buku itu tidak harus baru, bekas juga tidak masalah. Yang penting mengajarkan murid untuk menyumbang,”ujar Nurhafni.
Ia berharap dengan adanya mobil literasi dapat menambah minat baca masyarakat di Kota Pekanbaru, khususnya para siswa. “Perpustakaan daerah ramai oleh orang tua yang mengajak anaknya mengunjungi perpustakaan. Peran keluarga sangat besar dalam mendukung gerakan literasi ini,” ujarnya.
Yunus, pengunjung Pekan Hardiknas yang ditemui usai mengunjungi stan mobil literasi bersama anaknya, mengatakan, baru mengetahui ada mobil literasi SMAN 7 Pekanbaru. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap literasi.
“Kalau bisa stan seperti ini tidak hanya ada pada saat hari bebas berkendara saja, tetapi ada di beberapa tempat keramaian lainnya, agar kami sebagai masyarakat bisa mengajak anak bermain sambil belajar,” harapnya. (Siedoo)