JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan revitalisasi SMK, program kursus dan pelatihan. Ini untuk menyesuaikan antara kebutuhan industri akan tenaga kerja. (infopublik.id)
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan, sekarang sudah banyak sekolah yang kurikulumnya dibicarakan dengan dunia industri. Ketika anak-anak itu lulus, mereka bisa langsung diserap oleh lapangan kerja.
Di samping itu, kata dia, revitalisasi juga dimaknai sebagai mensinkronkan jurusan-jurusan SMK, kursus dan pelatihan dengan kebutuhan lapangan. Misalnya jurusan administrasi perkantoran, bisnis, dan akuntansi, itu lulusannya setiap tahun hampir 120 ribu. Namun diserap di lapangan kerja mungkin baru sekitar 20 persen.
“Ini termasuk yang direvitalisasi, sehingga SMK-SMK diharapkan sudah tidak memproduksi lagi SDM-SDM yang jenuh tadi, tapi sudah beralih pada jurusan-jurusan yang diperlukan lapangan kerja, misalnya pengelasan bawah air. Itu jarang sekali, kemudian jurusan-jurusan misalnya otomotif masih sangat diperlukan,” kata Didik dalam paparan kinerja Kemendikbud 2014-2019, dilansir jpnn.com.
Disebutkan SDM yang lulus sesuai dengan kebutuhan di lapangan itu masih ada gap. Masih ada lapangan-lapangan pekerjaan yang belum diisi oleh lulusan-lulusan SMK. Itu sebabnya pemerintah daerah harus membuka jurusan-jurusan yang diperlukan, contohnya SMK Kopi, SMK Kelapa Sawit.
“SMK jurusan Kelapa Sawit, SMK jurusan kopi itu, memang jurusan-jurusan di lapangan yang dibutuhkan, tapi SMK-nya belum ada. Ini otomatis kami buka, termasuk kursus-kursus yang terkait dengan industri kreatif, dan perfilman,” terangnya.
Perfilman Indonesia sekarang luar biasa peningkatannya. Tahun 2015, jumlah penonton film Indonesia baru 16 jutaan, sekarang sudah mencapai 42 jutaan. Jadi ada peningkatan dua kali lipat, maka ini harus diantisipasi.
Peningkatan industri perfilman ini harus diimbangi dengan kualitas dan kuantitas SDM, agar tidak diisi tenaga kerja dari negara asing.
“Maka kami siapkan. Kemarin kami identifikasi 112 SMK yang punya jurusan broadcasting, supaya mempunyai jurusan perfilman, karena jurusan ini sekarang kebutuhan kita banyak sekali, mulai penulis naskah, juru kamera, dan lain-lain,” terang Didik.
Sekarang SMK yang sudah dilakukan revitalisasi sebanyak 2.700 sekolah. Jadi kewenangan untuk buka dan menutup jurusan ada di pemerintah daerah. Pemerintah pusat hanya menyajikan data-data.
Didik menambahkan, revitalisasi yang dilakukan mulai kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), kemudian sertifikasi siswa, dan lain-lain. Jadi SMK-SMK ini ruang praktiknya direvitalisasi dan ditambah.
Harapannya semua SMK punya partner dengan industri. Diharapkan tidak ada satupun SMK yang tidak punya partner dengan dunia industri. (Siedoo)