Siedoo, Pendidikan di lingkup keluarga jangan dipandang sebelah mata. Komunikasi yang intens antaranggota keluarga menjadi kunci pentingnya tumbuh kembangnya sang anak. Melalui keluarga, pola pikir anak mulai terbentuk.
Dari hal kecil, mengingatkan anak untuk membereskan mainan usai dimainkan adalah upaya kita untuk anak lebih kepada tanggung jawab. Permainan dibereskan seketika usai bermain, juga upaya untuk mendisiplinkan anak untuk setia kepada waktu.
Pengkondisian pola perilaku ini membutuhkan waktu tidak sebentar. Perlu proses panjang yang dilalui agar anak benar – benar paham, bagaimana sang anak harus bertindak. Sesekali tidak mau, jangan langsung dipaksakan untuk membereskan permainan.
Tetapi berangsur – angsur, sedikit demi sedikit, perilaku anak bisa berubah untuk melatih tanggung jawab. Apa yang dilakukan, maka juga harus bisa membereskan dari dampak yang muncul dari sebuah tindakan. Membereskan mainan usai bermain, salah satu contoh kecil tentang hal tersebut.
Ketika sudah menjadi sebuah kebiasaan, maka kita sebagai orang tua, tidak lagi repot merapikan kondisi rumah yang berantakan. Selain membantu “pekerjaan rumah”, kebiasaan anak seperti itu semakin lama berubah bentuk menjadi karakter anak.
Karakter ini lah, kemudian yang menjadi titik akhir sebuah tujuan orang tua. Mengubah kebiasaan yang buruk menjadi kebiasaan yang baik, berangsur – angsur menjadi sebuah karakter. Pola ini kemudian bisa diterapkan ke bidang – bidang yang lain, kepada anak didik kita.
Berawal dari keluarga, pondasi pendidikan anak mulai dibentuk. Pondasi yang kuat, juga berpengaruh terhadap mental sang anak. Semakin dewasa pun, pondasi pendidikan karakter yang kuat ini tidak akan mudah goyah.
Pendidikan Karakter Islam
Mengubah kebiasaan anak yang buruk ke arah yang baik, juga bisa disisipi dengan ajaran – ajaran tentang Islam. Pendidikan karakter Islam bukan sesuatu yang baru di lingkungan kita. Anak sedari kecil, dipasok secara terus menerus tentang ajaran – ajaran ke Islaman.
Mencuci tangan dan berdoa sebelum makan, bagian dari ajaran Islam. Poin besarnya bahwa, ajaran Pendidikan Karakter Islam tidak lepas dari tuntunan dalam Alquran dan Hadits. Juga, tidak jauh beda dengan perilaku – perilaku yang diajarkan Nabi Agung kita, Muhammad SAW.
Selama proses pembentukan pendidikan karakter ini, tidak lupa untuk terus mengingatkan sang anak. Jika anak lupa atau abay terhadap apa yang diajarkan, maka dengan segera perlu diingatkan. Sehingga, apa yang dilakukan anak tidak keluar dari ajaran Alquran dan Hadits.
Peran keluarga secara dominan, sangat diperlukan untuk menuju cita – cita besar sebuah pendidikan karakter, khususnya Pendidikan Karakter Islam. Antarkeluarga bersama – sama menciptakan pendidikan karakter, maka akan mencetak generasi penerus bangsa untuk masa depan.
*Joko Prasetyo S. Sos., MM
Wakil Walikota Magelang, Jawa Tengah Periode 2010 – 2015.