JAKARTA – Perkembangan teknologi informasi pada saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang mampu menguasai dunia. Bahkan beberapa negara Asia seperti Korea, China, dan India sudah masuk dalam arus dan mendominasi industri.
Banyak start up yang muncul dan tumbuh dari negara-negara tersebut. Memasuki era teknologi abad 21, kini ada bahasa baru generasi milenial dalam memasuki era teknologi abad 21, yaitu: coding.
Banyak orang menganggap coding sebagai pemrograman, padahal coding merupakan salah satu dari langkah-langkah pemrograman. Coding adalah menerjemahkan persyaratan logika dari pseudocode atau diagram alur ke dalam suatu bahasa pemrograman baik huruf, angka, dan simbol yang membentuk program.
Untuk coding, harus mengikuti sintaks-sintaks yang berlaku di bahasa program yang dipilih. Sedangkan sintaks sendiri adalah aturan bahasa pemograman. Bahasa pemograman memiliki tata bahasa sendiri, sama seperti bahasa manusia.
Akan tetapi, komputer tidak bisa memaafkan seandainya menggunakan aturan tersebut dengan tidak benar. Jika sintaks yang dimasukkan tidak sesuai, maka program pun tidak akan jalan.
Indonesia, negara dengan potensi populasi terbesar ke-4, masih kekurangan developer program berkualitas. Untuk mengisi kekurangan talenta tersebut, banyak start up dan perusahaan kemudian lebih memilih merekrut pekerja asing.
Saat ini masih banyak lulusan Tehnik Informatika di Indonesia tapi belum mendapat pekerjaan. Kendalanya ada pada penggunaan bahasa Inggris atau kurang dalam penguasaan bahasa pemrograman.
Selain kendala bahasa, mahalnya pembelajaran bahasa pemograman juga menjadi salah satu alasan, mengapa coding masih menjadi studi. Hal inilah yang kemudian mendorong Nicholas Rahardja dan Marco Widodo, siswa British School Jakarta merilis platform BelajarCoding.online. Kedua siswa tersebut berkeinginan membantu meningkatkan jumlah anak muda Indonesia yang ingin belajar dan mengerti apa itu coding.
Kehadiran BelajarCoding diharapkan dapat memecahkan masalah dengan mengajarkan pelajaran coding dalam bahasa Indonesia dengan mudah dan menarik bagi orang banyak. Nicholas mengatakan, BelajarCoding hadir untuk melayani.
Pengguna atau audiens siswa tinggal masuk ke situs web dan mulai belajar Java dan Python langsung di tempat. Semakin banyak latihan yang mereka lakukan, semakin banyak medali atau reward yang mereka dapatkan
BelajarCoding juga menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam mencari tahu apa yang akan memotivasi mereka untuk terus belajar. BelajarCoding menjadi kontribusi kepada negara Republik Indonesia.
BelajarCoding bisa diakses oleh siapa pun dan di mana pun. Sehingga pendiri situs web ini berharap dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan kurangnya pendidikan.
Menurut Marco, hanya 23 juta dari 240 juta orang di Indonesia mampu berbicara bahasa Inggris, kurang dari 10%. Artinya 90% dari populasi kehilangan kesempatan untuk belajar coding. Seperti dikutip dari kompas.com, mereka berencana tetap akan membebaskan biaya akses masuk belajarcoding.online agar semakin banyak anak muda Indonesia yang siap berkompetisi secara global melalui kemampuan coding atau pemrograman.
Langkah yang diambil selanjutnya oleh BelajarCoding adalah menjangkau 8 juta audiens siswa melalui platform pengajaran online dan bergabung dengan banyak pihak termasuk UNICEF yang berfokus pada pengembangan orang muda. (Siedoo/NSK)