Siedoo.com - Sekelompok anak Dusun Giyanti, Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah sedang bermain balon sarung. Sebuah dolanan kampung yang mulai dihidupkan kembali. (Foto: Suara Merdeka)
Daerah

Angkat Kearifan Lokal, Dolanan Kampung Dihidupkan Kembali

WONOSOBO – Salah satu cara menyikapi kemajuan teknologi agar tidak melenakan anak-anak, serta tetap mengakrabkan anak dengan permainan (dolanan) tradisional adalah dengan menghidupkan kembali dolanan kampung. Sebagai contoh adalah dolanan balon sarung.

Di Wonosobo, Jawa Tengah memiliki dolanan kampung yang khas, yaitu balon sarung. Permainan dengan cara melempar sebuah sarung ke atas dengan kuat-kuat hingga membentuk semacam pipa berongga lebar.

Saat ini dolanan balon sarung rupanya mulai dihidupkan kembali. Sudah puluhan tahun permainan ini sudah kurang diminati anak-anak, lantaran era sekarang mereka lebih dimanjakan dengan game-game di dalam ponsel pintarnya.

Menurut Pegiat Seni Dusun Giyanti, Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, Aknaf Kustanto, festival balon sarung telah habis di era tahun 1990-an. Permainan tersebut sudah lama hilang dan tidak dilakukan oleh anak-anak sekarang.

“Anak milenial memang lebih fokus kepada permainan smartphone dan meninggalkan permainan tempo dulu yang menyehatkan dan penuh kebersamaan,” ujar Aknaf dikutip Harian Suara Merdeka.

Dikisahkan, dulu permainan balon sarung sering dimainkan oleh warga di Dusun Giyanti, Desa Kadipaten karena merupakan salah satu dusun yang kental akan hasil seni dan budaya. Pergeseran zaman yang memang sedikit demi sedikit mengikis kearifan lokal yang menjadi sebuah ajang untuk meningkatkan kebersamaan.

“Sekarang nyaris tidak ada lagi, anak sekarang sepertinya sudah tidak kenal lagi, semua sibuk bermain smartphone,” tuturnya.

Pria yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Giyanti itu menyebutkan, upaya untuk menghidupkan kembali beberapa permainan tradisional terus dilakukan.

“Haruskah kita biarkan dolanan tradisional itu hilang digilas zaman? Tentu tidak bukan. Sudah barang tentu kita perlu terus meramaikan dolanan tradisional itu di lingkungan kita, sehingga aneka dolanan rakyat bisa tetap lestari,” tegasnya.

Baca Juga :  Terobosan Mahasiswa UNM Soal E-STNK, Ini Kelebihannya

Desa Wisata Giyanti memang komitmen terus menggali permainan lokal yang sering dimainkan anak-anak tempo dulu. Permainan-permainan tersebut, perlu terus dikenalkan kembali, untuk mengimbangi gempuran budaya kekinian yang miskin nilai dan tidak ramah lingkungan.

“Permainan balon sarung adalah permainan melempar sarung ke udara hingga membentuk bulatan lebar dan berputar,” kata dia.

Semakin tinggi dan mengembang sarung saat berada di udara, akan dianggap berhasil. Permainan tersebut biasanya dilakukan minimal 10 orang secara bersama-sama. Dulu permainan tersebut dilakukan anak-anak saat sore hari. Ada pendidikan karakter dalam permainan tersebut, juga semangat kebersamaan, guyub dan rukun.

Pihaknya juga mengharapkan, permainan dan tradisi yang sudah hilang itu akan dikenalkan kepada masyarakat luas termasuk juga kepada wisatawan yang datang berkunjung ke desanya. Selain itu agar anak-anak bisa kembali pada masa yang penuh keceriaan, berlatih untuk bersosialasi kepada masyarakat atau teman sebayanya. (Siedoo/NSK)

Apa Tanggapan Anda ?