MANOKWARI – Festival Seni dan Budaya Papua Barat memeriahkan pelaksanaan International Conference on Biodiversity, Ecotourism & Creative Economy (ICBE) 2018 yang akan berlangsung dari 9-10 Oktober 2018. Sebanyak 12 kabupaten kota provinsi Papua Barat mengikuti festival ini yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. (inews.id)
Para peserta festival membawakan tarian tradisional khas dari masing-masing kabupaten kota Provinsi Papua Barat pada pembukaan Festival Seni dan Budaya di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat, Manokwari, Papua Barat, Senin (8/10/2018).
Dikutip dari suarapapua.com, ICBE diselenggarakan guna memberikan peran dan manfaat lebih besar bagi masyarakat Papua dalam pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam di tanah Papua.
Ketua ICBE 2018, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, mengatakan ICBE merupakan kegiatan terobosan dari pelaksanaan Agenda 2030 Pembangunan Berkelanjutan (Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development) oleh PBB yang berisi 17 tujuan dan 169 sasaran, di mana keanekaragaman hayati mendapat perhatian serius terutama pada tujuan 14 dan 15.
“Sebagai bagian dari masyarakat global yang telah bersama-sama berkomitmen untuk mengelola dan melestarikan keanekaragaman hayati demi kesejahteraan umat manusia,” kata Charlie.
Tindak lanjut rekomendasi dari hasil ICBE 2016 di Jayapura lalu, pihaknya menganggap sangat penting untuk menyelenggarakan pertemuan yang sama dengan mengemukakan prioritas pembangunan dan pelestarian keanekaraganman hayati untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua Barat, dan Tanah Papua pada umumnya.
Diharapkan keputusan pembangunan di Papua Barat berkontribusi bagi kepentingan nasional Indonesia dan secara global bagi keselamatan umat manusia.
“ICBE 2018 memiliki arti strategis tidak hanya bagi Papua Barat, tapi juga Tanah Papua, Indonesia, dan dunia, karena penyelenggaraan ICBE akan menghasilkan suatu warisan tak ternilai bagi generasi masa depan. Di mana alam dan lingkungan akan tetap terjaga sebagaimana kondisinya saat ini,” lanjut Charlie.
Tanah Papua sebagai pulau terbesar kedua di dunia, diberkahi kekayaan alam dan keanekaragaman ekosistem yang luar biasa melimpah. Di antaranya hutan, pantai, terumbu karang, danau dan sungai, serta gletser tropis.
Keanekaragaman hayati Tanah Papua adalah setengah dari total jumlah keanekaragaman hayati Indonesia, secara khusus flora dan fauna endemik yang hanya dijumpai di negeri emas ini.
Tanah Papua juga kaya akan sumberdaya alam berupa bahan tambang, beragam gas dan mineral, serta adat istiadatnya. Tercatat sekitar 265 bahasa lokal yang melambangkan suku-suku yang ada dengan segala kearifan lokalnya.
Pengembangan ekonomi di Tanah Papua sedang dan terus dipacu untuk meningkatkan perekonomian dan membiayai kegiatan pembangunan dengan harapan, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan harapan hidup masyarakat di Tanah Papua.
Belum berkembangnya sektor jasa dan sektor lainnya mendorong pemerintah memanfaatkan sumberdaya alam sebagai modal utama pengembangan ekonomi.
ICBE diikuti sekitar 750 ribu peserta dari Indonesia dan manca negara, seperti Amerika serikat, Norwegia, Swedia, Inggris, Brazil, Spanyol, Australia, Jepang, China, Korea, dan Papua Nugini.
Sementara pembicara utama dan narasumber adalah pejabat pemerintah pusat dan pemerintah derah, peneliti/ahli dan lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, praktisi, serta masyarakat adat. (Siedoo/NSK)