Siedoo.com - Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (23/9). Deklarasi tersebut bertujuan untuk memerangi hoaks, ujaran kebencian dan politisasi SARA, supaya tercipta suasana damai selama penyelenggaraan Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/18
Nasional

Aduh, Visi – Misi Capres Tak Ada yang Fokus Pendidikan

JAKARTA – Dua pasang kandidat Calon Presiden-Wakil Presiden RI 2019-2024, Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, telah mengumumkan visi-misinya dalam membangun bangsa lima tahun kedepan. Visi – misi yang telah diserahkan ke KPU bisa menjadi nilai jual untuk menarik perhatian kalangan pemilih rasional.

Visi Jokowi – Ma’ruf Amin:

Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong – royong.

Misi

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Visi Prabowo – Sandiaga:

Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat dibidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Misi

1.Membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik-ekonomi sesuai Pasal 33 dan 34 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Membangun masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berkualltas, produktif. dan berdaya saing dalam kehidupan yang aman, rukun, damai, dan bermartabat serta terlindungi oleh jaminan sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi.
3. Membangun keadilan dibidang hukum yang tidak tebang pilih dan transparan, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui jalan demokrasi yang berkualitas sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Membangun kembali nilai-nilai luhur kepribadian bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, dan bersahabat, yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
5. Membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional secara mandiri yang mampu menjaga keutuhan dan integritas wilayah Indonesia.

Baca Juga :  Smart Shelter, ITS Mudahkan Transportasi Online

Dari visi misi tersebut, tidak ada satu pasangan calon pun yang menyentuh pendidikan. Padahal menurut pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus visi-misi yang harus diutamakan pasangan capres-cawapres salah satunya adalah masalah pendidikan.

Baginya, pendidikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah karena hal itulah yang membentuk karakter anak bangsa.

“Program wajib belajar 12 tahun menurut saya harus diutamakan dan harus diwujudkan, demi meningkatkan kualitas anak bangsa,” kata Emrus Sihombing dilansir dari okezone.com.

Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin, Irma Suryani Chaniago mengungkapkan, ada lima hal penting yang akan menjadi fokus Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.

Kata dia, kelima program tersebut bisa disebut sebagai nawacita jilid II, atau bisa disebut lebih tepat kelanjutan dari program nawacita yang hingga satu periode ini belum sempat terealisasi.

Adapun kelima program tersebut, pertama, fokus pembangunan manusia dengan beberapa langkah seperti pengurangan kemiskinan dan memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

Kedua, pengurangan kesenjangan masyarakat antar wilayah dengan memaksimalkan laut sebagai penghubung antar masyarakat.

“Kemudian yang ketiga, yaitu peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya,” kata Irma.

Keempat, pemantapan energi, pangan, dan sumber daya air. Sementara yang terakhir yaitu mengusahakan penguatan ketahanan dan keamanan.

“Dan kelima ketahaan nasional dan suksesnya pemilu. Itu program kita untuk 2019,” tandasnya.

Sedangkan, kubu Prabowo-Sandiaga menetapkan visi misi yang akan lebih fokus pada kemandirian, martabat bangsa, dan kedaulatan NKRI di mata dunia.

Secara garis besar, pasangan  tersebut mengedepankan pembangunan ekonomi sesuai Pasal 33 dan 34 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Baca Juga :  Era Digital, USBN Pakai Smartphone, Siapa Takut

“Visi dan misi Prabowo-Sandiaga akan menyentuh sektor kebutuhan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena tingkat kemiskinan yang semakin tinggi, dan membangun ekonomi yang lebih baik lagi,” ungkap politikus Partai Gerindra, Gusmiyadi, dilansir dari detik.com.

Prabowo-Sandiaga juga memfokuskan delapan pilar dalam pembangunan ekonomi. Salah satunya ialah menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan di bidang ekonomi dengan mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan mampu bersaing di tingkat dunia.

Visi Prabowo – Sandi juga akan lebih fokus pada kemandirian, martabat bangsa dan kedaulatan NKRI di mata dunia.

“Visi dan misi Prabowo -Sandi akan menyentuh sektor kebutuhan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena tingkat kemiskinan yang semakin tinggi dan membangun ekonomi yang lebih baik lagi,” ungkap politikus muda ini dilansir dari merdeka.com

Prabowo juga menentang adanya praktik ekonomi neoliberal yang dianggap sangat merugikan negara. Pada sebuah kesempatan, Prabowo pernah menegaskan jika sistem ekonomi neoliberal adalah hal keliru dan dianggap tidak memberikan kesejahteraan pada rakyat.

Dalam ruh partai yang didirikan sejak 2008 lalu, Prabowo dengan tegas menolak sistem neoliberal.

“Saya pernah bicara tentang sistem ekonomi neoliberal (Neolib) tapi tidak didengar,” kata Prabowo dilansir sindonew.com.

Prabowo menuturkan, sistem ekonomi neoliberal sangat tidak berpihak pada rakyat kalangan bawah di Indonesia. Yang disebut tetesan menetes ke bawah oleh teori trickle down effect itu tidak pernah terjadi.

“Yang kaya makin kaya. Kekayaan tidak menetes ke bawah,” ucapnya. (Siedoo)

 

Apa Tanggapan Anda ?