PURWOKERTO – Mahasiswa dan mahasiswi baru Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Banyumas, Jawa Tengah harus bisa dan pintar memposisikan diri ketika di dalam dunia virtual atau bermedia sosial. Harus paham mana yang hoax, fake news, dan hate speech.
“Karena dengan cermat kita menyaring berita yang bertebaran di dunia maya, kita akan terhindar dari proses kekacauan. Saling benci dengan sesama manusia, karena kita adalah makhluk sosial,” kata Wakil Ketua Sekolah Tinggi Intelejen Negara (STIN) Komisaris Besar Polisi Dr. Barito Mulyo Rukmono.
Barito menyampaikan itu saat memberikan kuliah umum untuk mahasiswa dan mahasiswi baru Institut Teknologi Telkom Purwokerto di kawasan kampus. Materi yang disampaikan dari BIN (Badan Intelejen Negara) itu berkenaan dengan penangkalan berita hoaxs atau berita palsu, dan ujaran kebencian. Potensi Disintegrasi Bangsa dan Proteksi Negara di Ruang Siber disampaikan Komisaris Besar Polisi Dr. Barito Mulyo Rukmono berfokus pada pemberian literasi bagaimana para generasi milenial.
Sebelum masuk kedalam pemaparan materi tersebut, terlebih dahulu ada sambutan langsung dari Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto Dr. Ali Rokhman M.Si. Ia menyampaikan bahwa generasi milenial sekarang ini tingkat partisipasi dalam media sosial atau dunia virtual/internet, sangat tinggi sekali. Perlu adanya suatu peranan ekstra yang harus dilakukan orang tua untuk terus memantau perkembangan anaknya. Banyak dari mereka yang dengan mudahnya terpengaruh berita bohong/fake news untuk melakukan tindakan yang negatif.
Materi kuliah umum mengambil tema “Hoaxes, Fake News, dan Hate Speech”. Rektor juga menyampaikan bahwa, mahasiswa semua merupakan generasi muda yang banyak berperan terciptanya iklim digitalisasi virtual dalam dunia internet, melalui penggunaan media sosial. Seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu. (Siedoo)