Siedoo.com -
Inovasi

Inovasi dari Mahasiswa Mengatasi Nyamuk Nakal

Siedoo, Apakah pembaca mengalami masalah dengan nyamuk. Mahasiswa Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah menemukan solusi untuk mengatasi maraknya nyamuk di lingkungan rumah. Bahan yang digunakan mengusir nyamuk ini tidak dari bahan kimia, tetapi bahan yang ramah lingkungan.

“Produk ini tidak hanya mengusir nyamuk seperti produk yang sudah ada di pasaran. Tetapi memerangkap dan akhirnya nyamuk mati di dalam perangkap tersebut,” kata salah satu mahasiswa Agroteknologi Untidar Imam Badrus Soleh.

Bersama dengan rekannya, Ayu Septia Andriani (Agroteknologi) dan Siti Mulyani (Pendidikan IPA) melakukan sebuah penelitian tentang manfaat molase sebagai obat nyamuk alami. Molase adalah limbah dari pengolahan gula tebu yang berwujud cairan kental bewarna cokelat. Molase atau biasa juga disebut tetes tebu dapat ditemukan di toko-toko pertanian. Molase saat ini kebanyakan hanya dimanfaatkan sebagai campuran pupuk cair.

Dijelaskan bahwa, fermentasi molase dan ragi roti terbukti dapat digunakan sebagai penarik (antraktan) nyamuk. Hasil fermentasi ini kemudian dimasukkan ke sebuah alat perangkap sederhana dari botol plastik dan ditempatkan di pojok-pojok ruangan.

Imam juga merupakan Ketua Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) Uji Efektivitas Fermentasi Molase sebagai Antraktan Nyamuk dengan Metode Eksplorasi. Ia menjelaskan bahwa produk ini tidak hanya mengusir

“Produk obat nyamuk dipasaran hanya mengusir nyamuk dan akhirnya pindah ke tempat lain berbeda.  Dengan fermentasi molase ini.emerangkap dan akhirnya nyamuk mati didalamnya,” urai Imam.

Uji coba fermentasi molase dilaksanakan selama 14 hari pada pertengahan Mei 2018 di salah satu rumah mahasiswa Untidar, Tri Sulistyo. Dalam 1 ruangan ditempat 3-4 botol berisi cairan fermentasi molase. Setelah selesai masa uji coba maka ditemukan hasil 1 botol fermentasi molase berhasil memerangkap rat-rata 17-20 nyamuk.

Baca Juga :  Mimpi Besar Dosen tentang Sel Surya

“Fermentasi molase ini jelas lebih aman dari produk pasaran yang banyak menggunakan bahan kimia. Hanya saja kami masih perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan formulasi dan perangkapnya,” tuturnya.

Bau gas CO2 hasil fermentasi masih tercium tajam serta perangkap nyamuk yang masih menggunakan botol bekas dirasa masih kurang menarik dan rawan tumpah. Uji coba keamanan gas CO2 hasil fermentasi molase ini juga perlu penelitian lanjutan.

“Misal apakah kedepannya aman digunakan untuk ruangan yang terdapat bayi atau anak-anak,” tandasnya.

Apa Tanggapan Anda ?