MAGELANG – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Jawa Tengah mampu melihat peluang di tengah lingkungan masyarakat. Lima mahasiswa Prodi Farmasi S1 UM Magelang memberdayakan ibu – ibu di sekitar Lereng Merapi Desa Pucunganom, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang melalui pemanfaatan daun kelor sebagai makanan sehat dan bernutrisi.
Kelima mahasiswa yang menggagas kegiatan pengabdian tersebut adalah Mariska Dwi Astuti, Agvindra Kartika Sari, Ria Sulfi Lestari, Nabilla Choirunnisa, dan Ajeng Krismonika Anggraeni. Dibimbing langsung Kaprodi D3 Farmasi Fikes UM Magelang Heni Lutfiyati, M.Sc, Apt, mereka memberikan pelatihan pembuatan camilan berbahan baku kelor kepada ibu-ibu PKK di Desa Pucanganom, Srumbung. Selain itu, mereka juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Program pengabdian itu dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pemberdayaan Ibu – ibu PKK Desa Pucanganom, Srumbung, Magelang melalui Pemanfaatan Daun Kelor sebagai “Miracle Snack” Makanan Sehat dan Bernutrisi. Proposal PKM Bidang Pengabdian kepada masyarakat itu berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Dikti tahun 2018 bersama proposal PKM UM Magelang lainnya.
“Tanaman kelor yang banyak tumbuh di desa Pucanganom yang tidak dimanfaatkan, kami olah menjadi camilan yang sehat, bernutrisi dan bergizi, khususnya bagi anak-anak,” kata Mariska Dwi Astuti.
Tanaman kelor (Moringa oleifera) yang banyak tumbuh di desa Pucanganom, Srumbung selama ini cenderung dibiarkan tumbuh dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Tanaman tersebut tumbuh hampir setiap rumah warga dan tidak ada satupun yang berinisiatif untuk memanfaatkannya. Padahal, di dalam tanaman kelor banyak kandungan nutrisi dan khasiat.
Daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Kadar vitamin C nya 7x vitamin C dalam jeruk, kalsiumnya 4x dari kalsium susu, vitamin A 4x dari vitamin A wortel, proten 2x protein dari susu dan potasiumnya 3x dari potasium pisang. Daun kelor memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Yaitu memperkuat sistem kekebalan tubuh yang menghindarkan dari penyakit flu dan pilek, memberikan energi dalam tubuh, menjaga kesehatan mata dan jantung, mengatasi anemia, mengobati kecacingan dan bermanfaat bagi kesehatan otak dan syaraf.
Daun kelor selama ini belum banyak diolah oleh masyarakat. Biasanya hanya digunakan untuk sayuran dengan rasa khas serta memiliki rasa langu, atau digunakan untuk pakan ternak. Padahal, di dunia Internasional budidaya daun kelor merupakan suatu program yang sedang digalakkan. Beberapa julukan untuk daun kelor yaitu the Miracle Tree, Tree for Life, dan Amazing Tree.
Dijuluki demikian karena semua bagian tanaman kelor mempunyai manfaat yang luar biasa. Di Afrika dan Asia daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan. Daun kelor mempunyai potensi zat gizi, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk pangan.
Namun, karena keterbatasan pengetahuan akan khasiat yang dimiliki tanaman kelor, serta kurang adanya kreativitas, maka tak sedikit dari masyarakat yang menganggap tanaman kelor hanya untuk dijadikan sayur. Padahal, kelor dapat diolah dalam bentuk lain yakni camilan.
“Camilan anak jaman sekarang banyak mengandung bahan pengawet, minim bergizi serta cenderung merusak pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelas Mariska, yang juga Ketua Tim.
Berbagai olahan yang dapat dijadikan camilan dengan bahan baku daun kelor adalah aneka kue. Seperti brownis, nastar, puding, serta cistik.
“Selain dapat meningkatkan nilai gizi dan bermanfaat bagi kesehatan, camilan tersebut bila diproduksi dalam jumlah dan dijual akan dapat meningkatkan ekonomi warga,” ungkap Mariska.
Ia menambahkan, proses pembuatannya relatif mudah. Kelor yang dipakai dalam bentuk bubuk yakni kelor yang dikeringkan lebih dahulu kemudian disaring. Mariska dan teman teman berharap, kegiatan tersebut dapat membuka wawasan masyarakat tentang kegunaan daun kelor sebagai obat cacingan dan camilan bernutrisi.
“Selain itu juga dapat terbentuk komunitas ‘Miracle Snack‘ serta diharapkan dapat menambah pendapatan warga dari kegiatan wirausaha camilan berbahan baku kelor,” jelasnya.