Siedoo.com -
Inovasi

Karya Mahasiswa ITB, Ornamen Dinding dan Meja dari Eceng Gondok

BANDUNG – Tanaman eceng gondok bisa dimanfaatkan dengan baik, jika dikelola secara tepat. Seperti di tangan mahasiswa Prodi Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat Renita. Tanaman ini disulap menjadi barang yang bernilai tinggi.

Dengan pengolahan itu, ia berharap dapat mengubah citra eceng gondok, yang saat ini dikenal sebagai limbah menjadi bahan baku yang bernilai tinggi.

“Saya ingin menunjukkan bahwa eceng gondok bisa sangat berharga kalau pengolahannya tepat,” kata Renita.

Salah satu produk hasilnya yaitu bernama Alluciera. Produk yang dibuat oleh Renita, ini berupa ornamen yang memanfaatkan limbah eceng gondok.
Eceng gondong ada yang diolah menjadi ornamen dinding, ada pula ornamen seperti alas meja. Renita mengaku, dirinya hanya menggunakan batang eceng gondok yang sudah tua sebagai bahan baku.

“Bila batang tersebut sudah mencapai panjang sekitar 50 cm, tandanya sudah tua,” ujarnya.

Batang tersebut kemudian dibelah memanjang sedikit demi sedikit. Seperti dirobek, hingga menyerupai serat-serat tali. Ada dua teknik pengolahan batang eceng gondok, yaitu menggunakan metode tapestry, dan satu lagi metode tenun.

Untuk pembuatan satu karya dengan teknik tapestry, Renita memerlukan waktu sekitar dua minggu.

“Dan akan butuh waktu lebih lama lagi jika menggunakan teknik tenun,” ujarnya.

Teknik tenun dipakai untuk mendapatkan karya yang terlihat lebih rapi dan lembut. Adapun sebagai pewarna, Renita menambahkan bahan-bahan pewarna alami seperti secang, kulit alpukat, ketapang, dan daun mangga.

Setelah pameran ini, tahap berikutnya yang ingin dilakukan Renita adalah mengembangkan teknik pengolahan eceng gondok. Ia berharap dapat menemukan cara baru agar serat eceng gondok tidak patah-patah saat diolah dan mendapatkan cara menjemur yang sesuai. Salah satu kendala yang dihadapi untuk membuat produk Alluciera ini terletak pada proses penyimpanan.

Baca Juga :  Mengenal Sosok Yan Yan, Doktor Batik Sunda Pertama di Dunia

“Jika serat disimpan dalam kondisi masih lembab, warnanya bisa berubah. Untuk itu, serat harus dipastikan benar-benar kering sebelum disimpan,” jelasnya.

Apa Tanggapan Anda ?