Siedoo.com -
Daerah

Upaya ITS Bebaskan Warga dari Buang Air Besar Sembarangan

SURABAYA – Tiga kelurahan di sekitar kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menjadi sasaran program kesehatan dari kampus. ITS mencanangkan program Open Defecation Free (ODF) bagi warga di tiga kelurahan sekitar kampus, yakni Gebang Putih, Kejawan Putih Tambak dan Keputih. Program itu berkaitan langsung dengan kesadaran warga tentang buang air besar sembarangan (BABS).

Program ODF adalah kondisi di mana setiap individu dalam sebuah komunitas atau lingkungan masyarakat sudah tidak membuang air besar sembarangan (BABS). Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD mengatakan, program ini merupakan wujud nyata sumbangsih ITS kepada masyarakat Kota Surabaya khususnya di tiga kelurahan sekitar ITS. Program jamban sehat, merupakan langkah yang harus dilakukan.

Utamanya ini berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat khususnya di kawasan sekitar ITS. Adanya program jamban sehat harus didukung bersama.

“Sehingga masyarakat kita akan menjadi lebih berkualitas dan lebih produktif,” jelas Guru Besar Teknik Lingkungan ini.

Program ODF di tiga kelurahan sekitar ITS ini sebagai salah satu langkah untuk turut mendukung program Pemerintah Kota Surabaya. Mulai 2015 lalu juga turut mencanangkan program masyarakat Surabaya bebas BABS.

“Di Surabaya ini ada 154 kelurahan dan ternyata yang bebas dari BABS ini tidak lebih dari 60 kelurahan. Oleh karenanya hal ini juga bisa dikatakan sebagai wujud sumbangsih ITS terhadap Kota Surabaya,” jelas Ketua Program Jamban Sehat dari Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) ITS Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD.

ITS berupaya membantu memperbaiki kesadaran masyarakat untuk melakukan hidup bersih, salah satunya dengan buang air besar sembarangan. Menurut dia, masih banyak ditemukan warga yang BABS di tiga kelurahan tersebut.

Baca Juga :  Di ITS Wagub Termuda Emil Berbicara Permasalahan Kesehatan Indonesia

“Yang jelas kita tahu, limbah jamban itu banyak mengandung typhus, kolera dan hepatitis, di mana salah satu penyebab utama penyakit ini adalah lalat. Jika limbah jamban tidak dikelola dengan baik, maka akan sangat berbahaya,” jelas dosen yang biasa disapa Eddot ini.

Menurut Eddot, mulai tahun 2016 lalu sudah menyosialisasikan kepada warga tentang bahaya dari perilaku BABS ini jika diteruskan. Bekerjasama dengan Departemen Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Fakultas MIPA, mulai tahun 2017 lalu PDPM ITS telah menjalankan pembangunan jamban sehat bagi warga sekitar kampus ITS tersebut.

“Tahun 2017 kita sudah berhasil membuatkan 21 jamban sehat di Kelurahan Gebang Putih dan Kejawan Putih Tambak,” ujar alumnus doktoral dari University of Birmingham, England ini.

Salah satu septic tank yang dibangun untuk program jamban sehat.

Usaha yang dilakukan pria pemerhati masalah kebersihan air domestik ini, bisa dikatakan membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun lalu, Kelurahan Gebang Putih telah dinyatakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya sebagai kelurahan ke-60 yang bebas BABS.

“Ini tadi saya baru pulang dari Dinkes juga, dan tahun ini Kelurahan Kejawan Putih akan menyusul untuk dinyatakan sebagai kelurahan bebas buang air besar sembarangan juga,” ungkap dosen yang juga concern di bidang sanitasi ini.

Pada tahun ini, pihak PPDM ITS akan melanjutkan pembangunan jamban sehat di wilayah Kelurahan Keputih. “Tahun ini akan kami lanjutkan, target kami tahun ini (kelurahan) Keputih sudah bisa dinyatakan bebas buang air besar sembarangan,” tandas pria asal Kalimantan ini.

Apa Tanggapan Anda ?