MAGELANG – Terdapat tiga hal yang akan menjadi fokus dalam tujuan, dari setiap kerja organisasi. Yaitu, tertib ibadah, tertib belajar dan tertib organisasi. Keberadaan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dengan berbagai kegiatannya, diharapkan mampu menghadirkan generasi muda bangsa yang berkualitas.
“Baik dari sisi agama, moral sekaligus ilmu pengetahuan yang nantinya mendukung keberhasilan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan,” kata Ketua Pimpinan Daerah (PD) IPM Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Marina Melani.
Ia menyampaikan itu berkaitan dengan Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) IPM Kabupaten Magelang di Aula SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, Jawa Tengah. Agenda konpida antara lain evaluasi kinerja kepengurusan IPM Periode 2017-2019 dan juga perumusan beberapa rekomendasi organisasi. Baik yang sifatnya internal maupun eksternal.
Konpida kali ini bertema Optimalisasi nilai-nilai keilmuan, kemandirian dan humanitas dalam gerakan pelajar berbudaya islami untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan. Acara dihadiri Wakil Sekretaris PD Muhammadiyah Kabupaten Magelang Zanuar Efendi dan Ketua DPD II KNPI Ariyanto.
“Dengan evaluasi, diharapkan akan ada peningkatan kualitas kinerja pengurus. Nantinya akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan peran IPM di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah Ahmad Basyirudin menyatakan, tantangan hidup yang saat ini dihadapi masyarakat semakin komplek dan beragam. Kesiapan masyarakat, khususnya generasi muda mutlak dibutuhkan dalam rangka menghadapi sekaligus menyelesaikan problematika kehidupan.
“Kesiapan berupa kualitas sumber daya manusia menjadi pekerjaan rumah yang perlu mendapatkan perhatian dan menjadi tanggungjawab bersama,” jelasnya.
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah terkait minat baca literasi masyarakat Indonesia. “Minat baca masyarakat masih rendah” katanya.
Sosialisasi terkait kesadaran akan pentingnya meningkatkan minat baca perlu menjadi gerakan kolektif seluruh elemen bangsa. Mulai dari pemerintah, pengelola lembaga pendidikan disemua tingkatan, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan serta masyarakat. Dalam hal ini oleh setiap keluarga.
“Ketika budaya literasi menjadi gerakan bersama, maka hal itu merupakan sebuah kontribusi nyata bagi upaya peningkatan sumber daya manusia,” tandasnya.