PRESENTASI. Fahri dan Bima dalam kegiatan presentasi poster penelitian Belia di Politeknik Pekerjaan Umum, Semarang, 20 Oktober 2024. (foto: smpn2kotamagelang)
Siedoo.com - PRESENTASI. Fahri dan Bima dalam kegiatan presentasi poster penelitian Belia di Politeknik Pekerjaan Umum, Semarang, 20 Oktober 2024. (foto: smpn2kotamagelang)
Daerah

SMPN 2 Kota Magelang Raih Segudang Prestasi di Bidang Seni, Olahraga, dan Riset

MAGELANG, siedoo.com – SMP Negeri (SMPN)  2 Kota Magelang, Jawa Tengah sukses meraih berbagai prestasi membanggakan sepanjang bulan Oktober 2024.

Beberapa di antaranya adalah Juara 2 dalam Lomba Lukis Sudirman tingkat SMP/MTs se-Kota Magelang, Juara II OOSN Cabang Bulu Tangkis Putra tingkat Kota Magelang.

Lalu Juara I Kyorugi Kadet Prestasi O 50 PA di Kejuaraan Taekwondo Dandim 0705 Cup Magelang Raya 2024. Mereka juga meraih Juara 1 Kyorugi Cadet Putra U-53 kg dalam Salatiga Open III Taekwondo Championship tingkat Jawa Tengah.

Selain bidang seni dan olahraga, SMP Negeri 2 Kota Magelang juga berhasil meraih prestasi di bidang riset. Mereka berpartisipasi dalam Lomba Peneliti Belia (LPB) tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan Center for Young Scientists (CYS) bekerjasama dengan Politeknik Pekerjaan Umum Semarang.

Kegiatan Lomba Peneliti Belia dilaksanakan di Politeknik Pekerjaan Umum (PU) Semarang pada 19-20 Oktober 2024.

Kompetisi tersebut merupakan ajang penelitian yang ditujukan bagi siswa sekolah menengah dan yang setara (SMA, SMP, SMK, MA, dan MTs) dengan berbagai bidang yang dilombakan, seperti Matematika, Fisika, Ilmu Komputer, Ilmu Kehidupan, Ilmu Lingkungan, Sosiologi, Psikologi, Sejarah, Ekonomi, serta Geografi.

Kompetisi tersebut diadakan setiap tahun dan SMPN 2 Kota Magelang secara rutin turut serta.

Tahun ini, SMPN 2 Kota Magelang mengirimkan dua tim untuk berpartisipasi dalam kompetisi Peneliti Belia. Salah satu tim yang terdiri dari siswa bernama Fahri Rediantama Putra dan Bima Cahyo Nugroho, berhasil lolos ke babak final di bidang Lingkungan dengan meraih peringkat ke-8.

Penelitian tersebut berjudul “Pati Umbi Sente (Alocasia macrorrhizos) dan Pati Kulit Singkong (Manihot esculenta): Solusi Inovatif untuk Bioplastik Ramah Lingkungan.”

Menurut Fahri dan Bima, dalam poster penelitiannya, riset ini untuk menemukan komposisi terbaik dari pati tanaman sente dan kulit singkong sebagai bioplastik yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga :  Siswa SD - MI Menceritakan Kembali Ki Hajar Dewantara

Bioplastik ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk menggantikan plastik konvensional yang sulit terurai dan banyak dijual di pasaran.

Guru pendamping dari ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR), Rita Rahayu, S.Pd., M.Pd menjelaskan, penelitian ini memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Selama proses tersebut, guru memberikan bimbingan dalam menggali ide, mencari referensi, hingga menyusun karya tulis ilmiah yang menarik.

Siswa-siswa ini sudah terbiasa menulis melalui kegiatan ekstrakurikuler KIR, sehingga perlombaan ini menjadi pengalaman yang memacu semangat mereka.

“Awalnya, siswa diarahkan untuk mempelajari penelitian sebelumnya agar memahami proses berpikir ilmiah. Dari situ, mereka mengembangkan ide membuat bioplastik dari bahan baru,” ungkap Rita.

Rita juga menekankan bahwa ide yang murni dari siswa meningkatkan motivasi mereka selama penelitian.

Proses mulai dari pembuatan hingga uji coba dilakukan dengan antusiasme yang tinggi karena karya siswa sendiri. Dampak positif yang dirasakan siswa antara lain adalah peningkatan kreativitas, tanggung jawab, dan rasa percaya diri.

“Pada awalnya, siswa mungkin merasa minder. Namun, setelah ikut kompetisi, kepercayaan diri mereka meningkat, begitu pula kemampuan presentasi mereka,” tambahnya.

Pengalaman ini juga akan memberikan keuntungan bagi siswa di masa depan, terutama untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi.

Rita menjelaskan bahwa penelitian adalah hal penting, bahkan bagi siswa SMP.

“Indonesia butuh banyak peneliti muda. Kompetisi ilmiah seperti ini dapat mempersiapkan generasi baru para peneliti, dan ini bisa dimulai sejak dini, tidak perlu menunggu kuliah atau bekerja,” katanya.

Meski begitu, tantangan tetap ada dalam proses pelaksanaannya. Para siswa harus menghadapi berbagai hambatan, mulai dari merumuskan ide penelitian yang orisinal hingga mengatasi keraguan diri.

Guru menangani hal ini dengan memberikan pemahaman mengenai manfaat penelitian bagi siswa. Mereka menekankan bagaimana penelitian tidak hanya melatih keterampilan berpikir kritis tetapi juga membuka peluang masa depan, seperti mendapatkan beasiswa dan prestasi akademik.

Baca Juga :  Popda Kota Magelang Dimulai, 2.530 Atlet Adu Kuat

Dengan begitu, siswa didorong untuk melihat penelitian sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi perkembangan diri mereka.

“Awalnya, siswa perlu didorong untuk melihat manfaat jangka panjang dari prestasi ini. Lama-kelamaan, mereka akan termotivasi untuk berkompetisi tidak hanya untuk menang, tetapi karena rasa ingin tahu dan keinginan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi lingkungan,” tandasnya.

Dalam upayanya, Rita bersama guru lainnya terus berusaha mendongkrak kepercayaan diri para siswa.

“Saya selalu mengatakan kepada mereka, jika ingin berhasil, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, memiliki kemauan yang gigih, dan yang kedua, seringlah berkonsultasi. Kesulitan apapun pasti ada solusinya,” ujar Rita.

Harapan dari pihak sekolah kedepannya adalah semakin banyak siswa yang termotivasi untuk melakukan penelitian. Selain itu, mereka juga diharapkan semakin antusias mengikuti berbagai kompetisi lainnya sesuai dengan minat dan passion masing-masing. (ika/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?