INVESTASI. Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz saat memberikan penjelasan terkait investasi di Kota Magelang. (foto: prokompim)
Siedoo.com - INVESTASI. Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz saat memberikan penjelasan terkait investasi di Kota Magelang. (foto: prokompim)
Daerah Ekonomi

Berikut Daftar Kawasan Strategis Pengembangan Investasi di Kota Magelang

MAGELANG, siedoo.com – Kota Magelang memiliki kawasan strategis pengembangan investasi. Antara lain kawasan Sidotopo, Sport Center, Kebonpolo, Alun-alun, Taman Kyai Langgeng, Shopping Center, Kebun Raya Gunung Tidar dan Soekarno Hatta.

Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengutarakan, pemerintahan setempat sangat concern dengan upaya membuka peluang dan menjaga iklim investasi Kota Magelang. Diantaranya, dengan menjaga kondusifitas dan toleransi antargolongan di wilayah ini.

“Kita betul-betul concern, sejak pemasangan lampion, gapura Bhineka Tunggal Ika, ini harus dipertahankan. Budaya itu keberagaman di Kota Magelang. Ini akan didorong terus, tanpa event Kota Magelang akan gagal,” katanya dalam Ngopi Bareng Pengusaha di Aula Borobudur International Golf Magelang, Senin (9/1/2023).

Dijelaskan, Kota Magelang punya anugerah demografis. Yakni sebagai tempat transaksi, harus dikembangan jadi Kota Jasa.

“Festival Pecinan dikemas jadi tujuan masyarakat luar daerah, bahkan bagi Indonesia. Kita harus sengkuyung, jangan ada prasangka buruk,” terang Dokter Aziz.

Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Magelang, Indah Dwiantari menjelaskan, dalam RPJMD 2021-2026 disebutkan bahwa investasi dibutuhkan di Kota Magelang untuk menaikkan dan menjaga Pertumbuhan Ekonomi pada kisaran 5,5% per tahun, dengan target Pertumbuhan investasi sebesar 16% per tahun.

Besaran target pertumbuhan investasi tahun 2022 mencapai Rp 676,78 miliar, tumbuh 16% dari tahun 2021 (Rp 583,43 miliar), dan target itu terealiasi Rp 823,51 miliar atau tumbuh 41,15%. Sebaran proyek investasi di Kota Magelang meliputi Magelang Utara (29,1%), Magelang Tengah (31,3%) dan Magelang Selatan (38,6%).

“Kemudian untuk target investasi tahun 2023 yakni Rp 955,27 miliar atau tumbuh 16%,” papar Indah.

Menurut Indah, peningkatan investasi diperlukan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran di wilayah ini. Demikian juga investasi swasta diperlukan untuk mencapai target peningkatan investasi.

Baca Juga :  Perpusdes Tlaga Ilmu Tebar Benih Membaca

Lebih lanjut, strategi peningkatan investasi meliputi fasilitas pelayanan, kebijakan pro investasi, kolaborasi/koordinasi dengan OPD/instansi terkait juga kemitraan dengan pihak ketiga, promosi investasi dan transformasi digital.

Pemkot Magelang memetakan dua peluang investasi yang ditawarkan. Yakni, di aset milik Pemkot Magelang dan di lahan pihak swasta.

Untuk lahan yang dikuasai pemkot, utamanya adalah pada Kawasan Strategis Kota Magelang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota Magelang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono memaparkan, adanya kebijakan penetapan Kawasan Strategis tersebut, salah satu implementasinya selain pengembangan kawasan, juga peningkatan fungsi kawasan yang diharapkan.

“Kedepan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing kota,” terang Joko.

Menurut Joko, apabila investasi dengan memanfaatkan aset milik Pemkot Magelang, maka pelaksanaannya mutlak harus sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Milik Daerah.

“Sedangkan investasi swasta, walaupun merupakan salah satu andalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Kota Magelang, namun jenis kegiatan yang akan dikembangkan harus tetap memperhatikan peruntukan kegiatan sesuai Perda Rencana Tata Ruang Kota Magelang,” imbuh Joko.

Salah satu pengusaha sekaligus pelaku seni budaya Kota Magelang, Oei Hong Djien (OHD) menyambut baik Ngopi Barang Pengusaha yang digagas oleh Pemkot Magelang ini sebagai wadah untuk saling berbagi informasi. Sebuah forum dimana orang-orang Kota Magelang bisa langsung menyampaikan aspirasi.

“Acaranya bagus, jadi kita tahu. Kalau tidak tahu apa yang dikerjakan, yang tahu hanya orang-orang terkait, jadi makin banyak informasi jadi tahu pemikiran-pemikiran banyak orang termasuk di bidang usaha,” ujar OHD. (prokompim/kotamgl/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?