JAKARTA, siedoo.com – Edukasi Penanganan Sampah Plastik (EPSP) menjadi salah satu solusi yang bisa diterapkan dalam pendidikan sejak usia dini untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan. Aktivitas tersebut sekaligus menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Kepedulian masyarakat sedini mungkin terhadap lingkungan sekitar berkaitan erat dengan proses pembentukan karakter anak usia dini yang peduli dan cinta lingkungan,” kata Ketua Dharma Wanita Pembangunan (DWP) dan Ketua Bidang 1 OASE Kabinet Indonesia Maju, Franka Makarim, dilansir dari laman resmi Kemendikburistek, Senin (26/12/2022).
“Nilai tersebut menjadi salah satu capaian yang diharapkan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” tambahnya.
Lebih lanjut, Franka menekankan, diperlukan keterlibatan masyarakat agar turut serta mengurangi penumpukan sampah plastik.
“Harapannya, setelah timbul kesadaran yang dimulai dari anak-anak usia dini maka akan muncul aksi di masyarakat yang mengubah sampah plastik menjadi material bernilai ekonomis dan tidak membahayakan bagi lingkungan hidup,” imbuhnya.
Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) dan Kemendikbudristek melaksanakan Webinar Edukasi Penanganan Sampah Plastik pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD secara hibrida yang disiarkan melalui kanal Youtube PAUDPEDIA, belakangan ini.
Turut hadir sebagai narasumber, yaitu Siti Marini, Kepala Sekolah Al Firdaus, Karawang; Jeffry Ricardo, Senior Manager Danone Indonesia; dan Nur Aini, Kepala Bagian Tanggung Jawab Sosial sebagai perwakilan OASE Bidang IV.
Peserta luring yang hadir sebanyak 25 orang DWP Kemendikbudristek, 50 orang perwakilan guru PAUD, orang tua peserta didik PAUD, Organisasi Mitra, Dinas Pendidikan, Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI).
Sementara itu, peserta dari yang hadir melalui Zoom di antaranya OASE-KIM Bidang 1, OASE-KIM Bidang 4, DWP Kemendikbudristek, Guru Satuan PAUD, orang tua PAUD, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP).
Pencemaran lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa hal:
1. Pengelolaan sampah yang tidak baik
2. Kurangnya pengendalian penggunaan
3. Produksi bahan atau media yang berdampak pada pencemaran lingkungan
4. Penumpukan sampah tanpa ada tindakan lanjutan
5. Pembiasaan penggunaan plastik sekali pakai yang berlebih yang berimbas buruk terhadap perairan dan tanah.
“Bila keadaan lingkungan sudah tidak baik dan tidak mendukung, dapat dipastikan akan memberikan efek domino yang tidak baik pada keberlangsungan seluruh ekosistem,” ungkap Franka.
Pentingnya penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif bagi anak usia dini, kata Franka, selayaknya dipraktikkan secara terpadu di lingkungan terdekat anak, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Hal tersebut juga berlaku dalam penanaman perilaku sadar dan bijak terhadap sampah, yang idealnya dilakukan sedini mungkin, hingga pada akhirnya membentuk pelajar yang sadar dan bijak terhadap sampah dan lingkungan.
Franka menambahkan, pembiasaan dan penanaman perilaku bijak sampah di lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui perancangan pembelajaran, serta perancangan lingkungan budaya dan kebiasaan di sekolah.
“Hal ini sejalan dengan konsep Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik mencakup kompetensi literasi, numerasi, dan pengembangan karakter,” tuturnya. (kemendikbudristek/siedoo)