TANGERANG – Dalam menyambut Uji Kompetensi (UKOM) tahun 2022, Faculty of Nursing (FON) Universitas Pelita Harapan (UPH) akan terus berupaya mencari cara-cara pembelajaran kreatif, efektif, dan inovatif lainnya. Hal ini agar mahasiswa FON yang mengikuti ujian tahun depan juga dapat mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
Diharapkan mahasiswa FON kedepannya akan selalu lulus tepat pada waktunya. Namun, tidak hanya lulus dari uji kompetensi ini saja, tetapi diharapkan mereka melewati proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
“Dapat menjadi perawat yang kompeten, berkarakter, memiliki komitmen melayani Tuhan dan sesama melalui profesi keperawatan, dan juga memiliki belas kasih,” kata Marisa Junianti Manik, BSN, M. Kep, Kepala Program Profesi Ners Universitas Pelita Harapan.
Ia menyampaikan itu berkaitan dengan Fakultas Keperawatan atau yang biasa disebut Faculty of Nursing Universitas Pelita Harapan meraih pencapaian tertinggi dalam tingkat kelulusan mahasiswa pada Uji Kompetensi Ners Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang diumumkan pada 1 Oktober 2021. Sebanyak 432 mahasiswa FON yang mengikuti ujian ini berhasil dinyatakan ‘Kompeten’ dengan persentase kelulusan 100%.
Selama persiapan UKOM, mahasiswa FON UPH dibimbing dengan mengutamakan latihan soal atau try out guna melihat perkembangan nilai mahasiswa secara kognitif dan kesiapan dalam mengikuti ujian. Persiapan lainnya adalah mengadakan workshop untuk memberikan tips dan trik menjawab soal dengan menggunakan critical thinking, rasional, dan menetapkan prioritas dalam menjawab soal.
Termasuk juga cara mengakses aplikasi mobile dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) yang memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk melakukan latihan soal setiap saat.
“Kami sudah mempersiapkan mahasiswa sejak mereka masuk program Akademik Sarjana dan Profesi Ners,” jelasnya.
Selama program Ners berjalan kurang lebih 1 tahun, ia memberikan latihan ujian dalam bentuk studi kasus setiap stase profesi. Selain itu, kampus mendaftarkan mereka dalam suatu aplikasi latihan uji kompetensi dari AIPNI yang dikenal dengan ‘siNERSI’ yang bisa diakses menggunakan gadget.
Selama 4 bulan penuh sebelum jadwal UKOM, tim dosen memantau proses pembelajaran dalam aplikasi ini, dan dengan tekun dan sabar mengingatkan mahasiswa untuk belajar. Tim dosen juga membuat suatu UKOM Preparation yang berlangsung selama lima hari bersama mahasiswa untuk mempersiapkan mereka dengan tips dan trik menjawab soal-soal UKOM.
“Serta membahas studi kasus yang kami berikan melalui platform learn.uph.edu,” beber Marisa.
Dekan FON UPH, Grace Solely Houghty, M.B.A., M. Kep merasa bangga atas pencapaian ini karena UKOM adalah suatu ujian nasional yang disusun oleh Kemendikbud untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai standar profesi perawat. Sekaligus menjadi syarat wajib untuk dapat bekerja di pelayanan kesehatan.
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang ditunjukkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Ners. Banyak sekali tantangan yang dihadapi dalam tahun pandemi ini, dimana secara bersamaan FON juga harus siap sedia membantu melayani di Rumah Sakit Siloam Group,” urainya.
Banyak perubahan yang harus diadaptasikan oleh institusi pendidikan dan mahasiswa terkait dengan proses pembelajaran.
“Mahasiswa sangat fleksibel dan menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan proses pembelajaran dengan baik,” katanya. (Siedoo)