Siedoo, Tidak dipungkiri siswa menjadi salah satu bagian penting yang dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi dunia dalam masa pandemi covid-19. Manusia yang mampu beradaptasi dengan keadaan sekitar, diharapkan juga mampu untuk melakukan berbagai hal positif ditengah keadaan yang serba terbatas.
Dibutuhkan inovasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat menciptakan lingkungan yang tetap produktif pada masa pandemi covid-19. Kegiatan positif tersebut merupakan bentuk keterlibatan warga negara yang dilakukan oleh siswa yaitu konsep civic engagement.
Berbagai kegiatan positif tentunya dapat dilakukan oleh siswa. Menurut hasil penelitian mengenai civic engagement siswa dalam masa pandemi covid- 19 yang dilakukan di SMK Telkom Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah oleh Nurchotimah selama pandemi covid- 19 tahun 2020, terdapat berbagai bentuk kegiatan yang dapat dijadikan contoh dan juga rujukan bagi sekolah lain. Yaitu guna mendukung siswanya untuk tetap melakukan kegiatan positif sebagai wujud civic engagement di masa pandemi Covid- 19.
Melalui penelitian tersebut didapatkan hasil penelitian yang diambil dari beberapa informan. Yaitu guru dan siswa dengan berbagai metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi serta studi literatur.
Siswa sebagai warga negara dapat memilih untuk melakukan keterlibatan dalam menghadapi pandemi covid-19 dengan berbagai cara. Harus disadari bahwa setiap tantangan, masalah dan persoalan yang dihadapi Bangsa Indonesia akan lebih mudah jika dihadapi secara bersama-sama. Sesuai dengan prinsip masyarakat Indonesia yaitu gotong royong.
Untuk itu, seluruh unsur baik pemerintah maupun masyarakat harus ikut serta mendukung upaya dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Bentuk civic engagement yang dilakukan siswa pada masa pandemi Covid- 19 dapat berupa keterlibatan individu atau kolektif dalam sebuah komunitas. Siswa dapat memilih salah satunya atau bahkan keduanya. Siswa juga dapat melakukan keterlibatannya dalam proses pembelajaran di sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah. Untuk sampai ketahapan civic engagement diperlukan dukungan dan pendampingan dari berbagai pihak baik dari guru ataupun dari orang tua siswa.
Siswa dapat melakukan berbagai keterlibatan positif diantaranya dengan pemanfaatan media sosial. Di masa pandemi covid-19 berbagai keterbatasan dialami oleh siswa. Intensitas pertemuan satu sama lain pastinya berkurang karena menghindari penularan virus Covid- 19.
Untuk itu, siswa sebagai generasi muda yang sangat familiar dengan penggunaan media sosial pastinya dapat memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi dengan orang lain. Media sosial bukan hanya sekedar media komunikasi tepat juga dapat menjadi media edukasi khususnya dalam edukasi hal-hal terkait menghadapi Covid-19. Untuk itu siswa dapat memanfaatkan berbagai media sosial seperti facebook, instagram, twitter WhatsApp dan media lainya untuk ikut serta mengedukasi masyarakat mengenai Covid-19.
Hoax menjadi sesuatu yang berbahaya apabila dibiarkan. Tidak dipungkiri dalam pandemi Covid- 19 juga banyak hoax yang bertebaran di masyarakat yang membuat masyarakat menjadi bingung. Untuk itu siswa sebagai warga negara yang terdidik juga dapat melakukan bentuk keterlibatan untuk memerangi hoax berita-berita terkait Covid-19.
Siswa haruslah menjadi generasi cerdas dan terdidik yang tidak mudah mempercayai segala berita yang diperolehnya dan kemudian menyebarkannya. Siswa harus memperhatikan dan memilah berita dari sumber terpercaya dan memastikan bahwa informasi tersebut adalah sebuah informasi yang dapat dipercaya.
Sebuah berita hoax harus diklarifikasi dengan berita yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu siswa juga dapat mengambil bagian dalam memerangi hoax informasi Covid-19.
Untuk melakukan bentuk keterlibatan tentunya siswa harus mencari berbagai infomasi dan berita mengenai Covid- 19 yang dapat diperoleh dari sumber terpercaya melalui media sosial atau televisi, dan berbagai artikel. Hal ini diperlukan, mengingat Covid- 19 adalah hal yang baru dan telah banyak dilakukan berbagai penelitian untuk mengatasinya.
Siswa dapat memanfaatkan jaringan internet untuk mengakses berbagai perkembangan informasi mengenai Covid-19. Yang nantinya dapat dibagikan dengan teman atau keluarga. Siswa sebagai generasi terdidik tentunya dapat membantu orang lain dengan keterbatasan akses informasi apalagi dikarenakan keterbatasan akses internet.
Diskusi mengenai berbagai informasi dalam upaya pencegahan atau penanggulangan Covid-19 juga dapat dilakukan. Melalui diskusi nantinya akan terjadi pertukaran informasi bahkan suatu solusi yang dapat diterapkan.
Diskusi tersebut tidak terbatas dengan keluarga tetapi dengan berbagai pihak yang mempunyai banyak informasi mengenai Covid- 19. Tidak hanya itu, diskusi juga dapat menimbulkan empati untuk melakukan gotong royong mengenai kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dilakukan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Dalam sebuah bencana diperlukan rasa empati untuk saling membantu dengan berbagai bentuk. Bantuan tersebut dapat berupa materil ataupun imateril. Begitu juga dalam masa Pandemi Covid-19 ini. Siswa dapat memberikan donasi baik untuk korban bencana di masa pandemi covid-19 ataupun terhadap penanggulangan pandemi covid-19.
Menghimpun donasi ini juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial pribadi ataupun melalui sebuah komunitas. Berbagai bentuk donasi dapat diwujudkan untuk dapat saling menolong masyarakat yang terdampak, baik dalam bentuk membagikan masker atau keperluan lain yang dapat membantu meringankan korban terdampak.
Proses pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 disesuaikan dengan aturan pemerintah berdasarkan level penyebaran Covid – 19 di daerah masing-masing. Persoalan ini menjadi persoalan bersama. Guru sebagai pendidik siswa juga dapat mendorong siswa dalam civic engagement ini.
Melalui proses pembelajaran yang dilakukan tentunya dapat dikaitkan dengan upaya menghadapi Covid-19. Melalui pendampingan dari guru siswa dapat diarahkan terhadap kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif sebagai wujud keterlibatan dalam menghadapi Covid- 19.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyisipkannya di berbagai materi pembelajaran dan tugas dalam proses pembelajaran. Tugas pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk produk yaitu poster ataupun yang lainya, dan dapat diunggah kemedia sosial sebagai bentuk kampanye yang edukatif terhadap penanganan Covid-19.
Civic engagement siswa juga dapat dilakukan secara kolektif dengan organisasi sekolah untuk tetap berkarya dan melakukan kegiatan positif di masa Pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan berbagai aplikasi. Seperti zoom meeting, google meet dan aplikasi lain yang memungkinkan kegiatan positif tetap berjalan.
Bukan hanya di sekolah siswa juga dapat bergabung dengan komunitas di masyarakat untuk turut serta dalam penanggulangan Covid- 19. Seperti organisasi remaja di desa, dan komunitas lainnya yang memungkinkan saling gotong royong membantu dalam upaya penanggulangan Covid-19.
Berdiam diri untuk di rumah saja adalah hal yang baik dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19. Namun memilih untuk secara aktif baik melalui keterlibatan individu maupun kolektif dalam sebuah komunitas sebagai wujud ikut serta dalam pencegahan dan penanganan Covid- 19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan sesuai aturan yang berlaku, dengan memanfaatkan teknologi dalam melakukan civic engagement juga merupakan wujud cinta tehadap bangsa dan negara. (*)
*Aulia Sholichah Iman Nurchotimah, M.Pd
Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas, Jateng
Kandidat Doktor Universitas Pendidikan Indonesia