Siedoo.com - Prodi PBSI Unissula Semarang, Jateng gelar webinar model pembelajaran inovatif selama pandemi. | Dok Unissula
Daerah

Pandemi, Hal Terpenting Siswa Senang dan Antusias Ikuti Pembelajaran

SEMARANG – Pembelajaran secara luring dapat dilakukan oleh guru, jika kondisi siswa tidak sepenuhnya bisa melakukan pembelajaran secara daring. Bisa jadi itu karena berbagai hal seperti jaringan, kuota, maupun keterbatasan perangkat gawai yang dimiliki.

Tentu saja model pembelajaran luring dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dengan mengatur jumlah siswa yang datang ke sekolah. Jika pada model pembelajaran luring siswa yang datang ke sekolah dengan jumlah terbatas, maka pada model pembelajaran home visit, guru yang datang ke rumah-rumah siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Baru-baru ini model pembelajaran yang lebih menarik digunakan adalah Blanded Learning, yaitu penggabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Baik dari cara penyampaian hingga gaya pembelajaran. Sehingga, kombinasi pengajaran yang tercipta tetap menekankan interaksi sosial, tapi tidak meninggalkan aspek teknologi.

Dalam model pembelajaran tersebut digunakan juga model Problem Best Learning dan Project Best Learning. Tujuannya jelas agar siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan memiliki proyek atau karya yang dihasilkan selama pembelajaran.

“Tidak ada model pembelajaran yang benar-benar jitu seratus persen efektif pada pembelajaran dimasa pandemi. Yang terpenting adalah siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran,” kata Dr. Endang Siwi Ekoati, M. Pd., Kepala SMP Negeri Dawe Kudus, Jawa Tengah.

Ia menyampaikan itu saat menjadi narasumber online memaparkan tentang sistem pembelajaran inovatif. Ia menyampaikan dengan jelas model-model pembelajaran yang digunakan di tingkat SMP saat sesi diskusi.

Seperti diketahui, sejak pandemi melanda Indonesia tahun 2020 silam, pembelajaran dilaksanakan secara daring untuk memutus rantai penularan Covid-19 baik di tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Berbagai model pembelajaran daring sudah banyak diterapkan oleh guru di sekolah. Akan tetapi, tetap saja banyak keluhan jika pembelajaran daring kurang efektif.

Baca Juga :  Berbeda Tahun Sebelumnya, Kini Unissula Selenggarakan PPL Internasional

Orang tua banyak yang mengeluh anak-anaknya tidak paham dengan materi yang diajarkan secara daring. Menanggapi persoalan tersebut Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah menyelenggarakan Webinar melalui zoom dengan topik Implementasi Model Pembelajaran di Sekolah pada Masa Pandemi Covid-19.

Webinar tersebut dilaksanakan dalam rangka program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bagi mahasiswa PBSI semester 4. Narasumber handal diundang secara khusus oleh panitia penyelenggara untuk memaparkan model-model pembelajaran inovatif yang digunakan di sekolah. Dr. Endang Siwi Ekoati, M. Pd., Kepala SMP N Dawe Kudus memaparkan dengan jelas model-model pembelajaran yang digunakan di tingkat SMP. Sedangkan Ardan Sirodjuddin, S.Pd., M.Pd., Kepala SMK N 1 Tuntang memaparkan model pembelajaran di tingkat SMK.

Kedua narasumber sepakat bahwa pembelajaran yang dilakukan harus menyenangkan, bermakna, dan membekali siswa bertahan hidup dengan segala keadaan. Selain materi, pada proses pembelajaran diarahkan agar siswa dapat mandiri dalam melakukan berbagai hal. Termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Menurut kedua narasumber, selain secara daring dengan berbagai macam aplikasi pembelajaran, model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada masa pandemi misalnya secara luring dan home visit.

Pernyataan tersebut disetujui Ardan Sirodjuddin. Menurutnya guru harus kreatif dan inovatif dalam memilih dan menentukan model pembelajaran. Guru yang lebih tahu mana model pembelajaran yang tepat dan cocok dengan situasi dan kondisi siswanya.

Sebagai calon guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, mahasiswa Prodi PBSI sangat antusias mengikuti webinar tersebut. Moderator harus membatasi sesi diskusi karena terbatas waktu. Hingga akhir acara mahasiswa masih ingin tetap berdiskusi dengan narasumber terkait implementasi model pembelajaran di sekolah.

Baca Juga :  Zonasi Guru Mutlak Diperlukan

“Tindak lanjut Webinar KKL Virtual tersebut akan dilakukan MoU untuk memperluas kerja sama dengan sekolah baik SMP maupun SMK,” kata Kaprodi PBSI, FKIP, Unissula. Dr. Evi Chamalah, M. Pd. (Siedoo)

 

 

*Penulis : Meilan Arsanti, M. Pd. Dosen Prodi PBSI, FKIP, Unissula Semarang, Jawa Tengah

Apa Tanggapan Anda ?